OPINI
Menakar Tingkat Kesetaraan Gender di Sulawesi Barat
Dari sudut pandang itulah sehingga perlu dibangun kesetaraan laki-laki dan perempuan yang lebih dikenal dengan pembangunan gender.
Ketimpangan yang cukup besar pada pengeluaran per kapita yang disesuaikan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki mencapai 13,173 juta rupiah sedangkan perempuan hanya mencapai 6,880 juta rupiah pada 2021.
Pada HLS, perempuan justru lebih tinggi daripada laki-laki yang mencapai 13,17 tahun dan perempuan 12,74 tahun. Artinya, anak laki-laki usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan hingga ke jenjang diploma 1. Sementara anak perempuan usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan sampai jenjang diploma 2.
Ada pun RLS laki-laki mencapai 8,26 tahun sedangkan perempuan mencapai 7,66 tahun. Artinya, secara rata-rata laki-laki di Sulawesi Barat sudah mampu mengenyam pendidikan hingga 8,26 tahun atau sekitar kelas 2-3 SMP, sementara untuk perempuan masih sekitar 7,66 tahun atau sekitar kelas 1-2 SMP.
UHH pada perempuan pun lebih tinggi yang mencapai 67,19 tahun berbanding UHH laki-laki yang mencapai 63,39 tahun. UHH merupakan rata-rata perkiraan lamanya waktu (dalam tahun) yang dapat dijalani oleh seseorang selama hidupnya. UHH dapat digunakan sebagai derajat kesehatan suatu masyarakat.
Upaya Meningkatkan IPG
Harapan utama kita adalah IPM bisa mengalami peningkatan dengan cepat untuk mengejar daerah lain. Tentunya, disertai dengan peningkatan IPG pula. Berdasarkan uraian di atas, apa saja yang perlu dilakukan agar capaian IPG bisa meningkat lebih cepat lagi.
IPM harus dipercepat lajunya agar bisa lebih sejajar dengan IPM laki-laki. Tentunya terkait dari ketiga dimensi IPM, yaitu dimensi kesehatan, pendidikan, dan dimensi standar hidup layak (pendapatan).
Pada dimensi kesehatan agar bisa semakin baik maka perlu perbaikan secara terintegrasi infrastruktur dan fasilitas kesehatan. Tenaga medis yang mumpuni juga perlu menyebar ke seluruh pelosok daerah.
Pada dimensi pendidikan, program wajib belajar harus terus diintensifkan dengan membangun kesadaran masyarakat untuk terus mengutamakan pendidikan anaknya, termasuk wanita. Pendidikan yang tinggi mutlak diperlukan untuk menjadi madrasah pertama putra-putrinya nanti.
Tentunya didahului dengan fasilitas pendidikan yang memadai harus disediakan oleh pemerintah hingga ke perguruan tinggi. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sulbar/foto/bank/originals/M-Labi-SSi-MM-Statistisi-Madya-di-BPS-Provinsi-Sulawesi-Barat.jpg)