OPINI
Listrik di Atmosfer, Petir Berkekuatan Hingga 200 Ribu Ampere, Cari Perlindungan Saat Dengar Guntur
Menurut statistik, petir membunuh sekitar 26 orang di Amerika Serikat dan melukai sekitar 550 orang per ta
Rizky Muhammad Rahman, S.Tr, M.Si
(Pengamat Meteorologi dan Geofisika BMKG Wilayah IV Makassar)
TRIBUN-SULBAR.COM - Seringkali kita merasakan panas menyengat di siang hari, dan tak lama berselang, di sore harinya turun hujan lebat bahkan terkadang disertai petir.
Petir sangat erat kaitannya dengan musim penghujan.
Menurut statistik, petir membunuh sekitar 26 orang di Amerika Serikat dan melukai sekitar 550 orang per tahun, sebagian besar dikarenakan sambaran petir pada musim penghujan.
Dari semua bahaya terkait cuaca buruk, rata-rata hanya banjir dan angin kencang yang merenggut lebih banyak nyawa per tahun.
Namun, karena petir jarang menyebabkan kerusakan harta benda atau korban massal, bahaya yang terkait dengannya kurang diperhitungkan.
Di seluruh dunia terjadi sekitar 14 juta petir pertahun atau 40.000 petir per hari, terutama di musim hujan dengan intensitas air hujan yang besar. Petir biasanya berakhir 15 sampai 30 menit setelah dimulai dengan kekuatan petir yang pernah tercatat mulai dari ribuan ampere sampai 200.000 ampere.
Angka ini setara dengan kekuatan yang dibutuhkan untuk menyalakan 500 ribu bohlam 100 watt.
Meskipun arus petir hanya sesaat, kira-kira selama 200 mikrodetik tapi kerusakan yang ditimbulkan sangat luar biasa. Efek dari serangan langsung sangat jelas terlihat, mulai dari kerusakan bangunan, kebakaran, sampai bahaya kematian.
Bagaimana petir terbentuk?
Petir adalah listrik di atmosfer. Peristiwa petir dapat terjadi di langit (cloud lightning) atau turun ke bumi (cloud-to-ground lightning).
Kira-kira 70 persen tetap berada di langit dan hanya 30 persen yang turun ke kita.
Angka 30 persen itu adalah petir yang menimbulkan bahaya bagi manusia.
Petir umumnya timbul berbarengan dengan lahirnya awan pembentuk hujan Cumulonimbus (Cb).
Pembentukan petir atau listrik udara diawali proses terjadinya lompatan listrik pada awan yang bermuatan listrik positif (+) dan sebagian awan yang bermuatan negatif (-), antara awan dan udara, atau dapat juga terjadi karena berinteraksinya listrik udara antara Bumi yang bermuatan (-) dan berinteraksi dengan awan yang bermuatan positif (+).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sulbar/foto/bank/originals/Rizky-Muhammad-Rahman-STr-MSi-Pengamat-Meteorologi-dan-Geofisika-BMKG-Wilayah-IV-Makassar.jpg)