Berita Polman
Jawab Masalah Pupuk Langka, Petani Desa Indu Makkombong Coba Beralih ke Pertanian Alami
Kepala Desa Indu Makkombong, Sukriati mengatakan masyarakat mengeluh soal kelangkaan pupuk dan harganya yang semakin mahal.
Penulis: Hamsah Sabir | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Kesulitan mendapat pupuk menjadi masalah yang dihadapi petani di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) saat ini.
Sejumlah petani di Kabupaten Polman mengeluh karena pupuk semakin sulit didapatkan.
Hal itu disampaikan salah satunya petani di Desa Indu Makkombong, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polman.
Menjawab persoalan itu, pemerintah Desa Indu Makkombong mencoba beralih ke pertanian alami atau non pestisida.
Pemerintah Desa Indu Makkombong membuat pelatihan pertanian alami selama dua hari, 28-29 Oktober 2022.
Kepala Desa Indu Makkombong, Sukriati mengatakan masyarakat mengeluh soal kelangkaan pupuk dan harganya yang semakin mahal.
"Ide ini muncul waktu kita musyawarah dusun, dan semua dusun mengeluhkan kelangkaan pupuk dan mahalnya pupuk, setelah konsultasi dengan pendamping semua sepakat melakukan pelatihan pertanian alami" ucap Sukriati kepada wartawan, Sabtu, (29/10/2022).
Sebanyak 25 petani ikut belajar bersama tentang pertanian alami.
Mereka diajarakan membuat pupuk cair berbahan dasar tumbuhan.
Ansar selaku narasumber pelatihan mengatakan, pertanian alami menjadi solusi dalam keresahan masyarakat Desa Indu Makkombong untuk mengurangi biaya produksi pertanian.
"Mempermudah masyarakat mengelolah pupuk cair alami berdasarkan kearifan lokal desa sehingga dapat di olah sendiri oleh masyarakat, selain itu ia juga dapat mengurangi biaya," ungkap Ansar.
Biaya produksi dalam pertanian alami sangat sedikit dan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan berbasis kearifan lokal.
Salah satu peserta pelatihan Muhammad Darusman mengaku antusias mengikuti pelatihan untuk menambah pengetahuan di bidang pertanian.
"Kegiatan seperti ini sebenarnya bagus, Kami sebenarnya butuh arahan, karena selama ini kami memiliki pengetahuan persoalan pertanian masih bisa dikatakan kurang" ucap Darusman. (*)