BPS Sulbar
Rerata Dihuni Pegawai Kantoran, Pendataan Regsosek di Kota Mamuju Terhambat
Waktu luang siang hari adalah waktu tersibuk para pegawai, menyulitkan petugas mendata.
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Pendataan awal Registrasi Sosial Ekonomi (Rengsosek) di Sulawesi Barat telah memasuki pekan kedua, yang dimulai pada 15 Oktober lalu hingga 14 November mendatang.
Pendataan ini dijalankan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Barat (Sulbar).
Sebanyak 2.196 petugas diturunkan untuk mendata 1,5 juta penduduk yang tersebar di enam kabupaten se-Sulbar.
Baca juga: Jalan Dua Pekan Regsosek di Sulbar, Pendataan Baru 39 Persen, Tina: Bencana Alam Kendala Kami
Kepala BPS Sulbar, Tina Wahyufitri menuturkan, hingga kini progres pendataan masih 39 persen.
Dari angka sementara 39 persen, lanjut Tina, Kabupaten Majene menjadi yang tercepat dalam proses pendataan awal.
Sedangkan Kabupaten Mamuju yang notabene adalah ibukota provinsi Sulbar, terkendala masalah teknis.
Tina menyebutkan, faktor hambatan petugas Regsosesk di Mamuju karena matoritas mereka yang berdomisili adalah pegawai.
Waktu luang siang hari adalah waktu tersibuk para pegawai, menyulitkan petugas mendata.
Lantaran rata-rata penghuni rumah masih di kantor.
"Jadi petugas lapangan harus datang di malam hari, agar bisa cepat pencatatan awalnya," lanjut Tina.
Tina juga menambahkan, bencana alam, seperti tanah longsor dan banjir juga menjadi kendala bagi petugas di lapangan dalam mendata.
Dikatakan, beberapa kabupaten yang medannya sulit, serta cuaca yang tidak mendukung menjadi hambatan.
Seperti, Kabupaten Mamasa, Pasangkayu, dan beberapa daerah di Kecamatan Mamuju, dan daerah pulau.
"Progresnya agak menantang, itu daerah-daerah yang kemarin ini kena banjir dan longsor," tambahnya.
Tina pun berharap agar warga Sulbar, memberikan respon yang baik dan jujur kepada petugas lapangan.