Dongeng Anak
Dongeng Anak - Kisah Samba Paria Gadis Cantik yang Kalahkan Raja yang Kejam
Samba` Paria adalah seorang gadis cantik jelita yang tinggal bersama adiknya di sebuah rumah panggung di tengah hutan di daerah Mandar, Sulawesi Barat
Namun, tidak setiap usaha membuahkan hasil. Sejumlah perahu yang digunakan untuk meninggalkan Bumi Mandar tenggelam di laut karena terjangan ombak yang ganas.
Sebagian perahu juga mengalami kebocoran di tengah laut sehingga akhirnya tenggelam.
“Lebih baik kita berdiam diri dan pasrah saja,” kata seorang perempuan pada suatu senja
kepada suaminya.
“Melawan juga sia-sia karena akan berujung pada kematian. Mengungsi ke negeri lain juga berisiko tenggelam di tengah
laut karena terjangan ombak.”
“Ya, lebih baik kita berserah diri kepada
Yang Mahakuasa,” kata suaminya pasrah.
“Jangan lupa, jaga baik-baik anak gadis kita
satu-satunya.”
Sang raja tidak hanya dikenal zalim dan serakah.
Ia juga dikenal sebagai penyuka perempuan.
Perempuan muda dan cantik yang ditemui dan dilihatnya pasti akan diambil paksa
olehnya untuk dijadikan sebagai permaisuri.
Meskipun telah memiliki tiga belas permaisuri, ia belum juga merasa puas. Sang raja malah pernah sesumbar di istananya. “Akan aku buktikan bahwa akulah satu-satunya raja sakti tanpa tanding sejagat. Aku harus memiliki empat puluh permaisuri sebagai bukti kesaktianku!”
Rakyat hidup dalam ketakutan dan kehilangan semangat. Gadis-gadis lebih banyak mengurung diri di dalam rumah, takut suatu
saat diculik oleh sang raja.
Sementara itu, di suatu kampung di lereng gunung tinggallah seorang nenek yang telah berusia lanjut. Meskipun berusia lanjut,
pikirannya masih jernih. Kadang-kadang ia dimintai pendapat oleh orang-orang di sekitarnya karena kemampuannya menerawang
hal-hal yang akan terjadi di kemudian hari.
“Nenek, sampai kapan kita hidup seperti
ini, selalu hidup dalam tekanan dan ketakutan?” tanya beberapa orang yang suatu malam
berkunjung ke rumah nenek itu.
“Sabar, Nak!” kata nenek itu dengan lembut.
“Di dunia ini tak ada yang abadi. Hidup hanyalah perputaran yang silih berganti, seperti roda
yang kadang di atas kadang di bawah. Seperti malam yang esok akan berganti dengan pagi.”