Rakernas PDIP
Rakernas PDIP Hujan 'Ancaman' Terhadap Kader dan Kritikan, Kalau Ada Koalisi di PDIP, Out!
Beberapa pernyataan Megawati Soekartoputri dialamatkan kepada kader yang selama ini santer dikabarkan akan bermanuver.
TRIBUN-SULBAR.COM - PDI Perjuangan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Selasa (21/6/2022) di Sekolah Partai, Lenteng, Agung, Jakarta Selatan.
Rakernas PDIP yang dihadiri langsung Presiden Joko Widodo atau Jokowi, memunculkan banyak pernyataan dari sang Ketua Umum.
Megawati menghujankan ancaman terhadap siapa saja kader yang berani bermanuver.
Baca juga: Hasil Rapimnas, PKS Akan Ajukan Uji Materil Pasal 222 UU 7/2017 ke Mahkamah Konstitusi
Baginya, di PIDP tidak ada yang namanya main dua kaki, main empat kaki dan manuver.
Tak hanya Presiden Jokowi, sejumlah menteri hadir menyertai Jokowi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR); Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet; Pramono Anung, Menteri Hukum dan HAM; Yasonna Laoly, serta Menteri Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA); Bintang Puspayoga.
Selain itu, rakernas ini juga dihadiri elite PDIP seperti Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto serta Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.

Beberapa pernyataan Megawati Soekartoputri dialamatkan kepada kader yang selama ini santer dikabarkan akan bermanuver.
Selain itu, pernyataan Megawati untuk mengkritik sejumlah partai-partai yang sedang sibuk membangun koalisi.
Untuk selengkapnya berikut deretan pernyataan yang diungkapkan oleh Megawati dalam Rakernas Kedua Tahun 2021 ini:
Kalau Ada Koalisi di PDIP, Out!
Megawati menyinggung soal koalisi di internal dan eksternal partainya.
Dalam pernyatannya tersebut, putri dari Presiden RI pertama, Soekarno itu mengaku bingung karena adanya istilah koalisi dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yaitu presidensial.
Ia pun menegaskan dalam sistem presidensial tidak ada istilah koalisi tetapi adalah kerjasama.
“Karena kita adalah sistem presidensial bukan sistem parlementer, ini yang harus ditegaskan, itu mestinya di-quote dengan benar.”
“Saya suka bingung, kok bilang koalisi-koalisi, tidak ada, kalau kerjasama, yes,” jelas Megawati.
“Ini ketatanegaraan kita lho! Ini ketatanegaraan kita, ini ketatanegaraan kita!” tegasnya.
Selanjutnya, Megawati menegaskan jika ada koalisi di PDIP maka yang bersangkutan harus siap untuk dikeluarkan dari partai berlambang banteng tersebut.
“Kalau masih ada yang ngomong di PDIP Perjuangan, urusan koalisi, koalisi, koalisi, out!” kata Megawati sambil berteriak di depan peserta rakernas.
“Berarti ndak ngerti sistem ketatanegaraan kita,” tambahnya.
Bingung Dituduh Komunis: Namanya PDIP, Komunisnya Dimana?
Megawati juga mengaku heran dengan sejumlah pihak yang menganggap partainya sebagai kelompok komunis.
Ia pun mengungkapkan bahwa nama partai yang dipimpinnya ada istilah demokrasi lalu ia pun berpikir unsur komunisnya dimana.
“Aduh saya tuh sampe mikir, namanya aja Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Jadi komunisnya itu di mana?" kata Megawati sembari bertanya.
Selanjutnya, ia menegaskan, PDIP merupakan partai politik yang memperoleh restu dari Pemerintah Indoenesia sehingga menurutnya tak mungkin menganut ideologi komunis.
“Organisasi parpol dibentuk oleh Pemerintah RI itu adalah untuk bisa mengorganisir massa rakyat. Kala berbicara seperti itu, saya tuh sangat heran selalu dikonotasikan dengan komunis,” katanya.
“Saya sampai bingung sendiri,” tambah Megawati.
Lebih lanjut, Megawati juga mengaku tak habis pikir lantaran Soekarno dituding sebagai penganut komunis.
Presiden RI ke-5 itu lantas menegaskan, Soekarno adalah bapak proklamator yang memimpikan Indonesia sebagai negara demokrasi terpimpin.
“Ketika Bung Karno mengatakan demokrasi terpimpin, itu selalu terus dibilang komunis. Saya heran banget, orang yang ngomongi (menyebut) komunis, komunis, komunis, komunis, komunis, komunis, komunis sampai capek dewe (lelah sendiri) itu sebenarnya moco po ra to (membaca apa tidak)?” tuturnya.
Heran Disebut Partai Sombong
Megawati juga bertanya terkait adanya tudingan bahwa PDIP merupakan partai sombong.
Terkait tudingan tersebut, Megawati menegaskan dirinya tidak pernah menjelekkan partai politik maupun ketua umum lainnya.
Ia pun menginginkan agar Indonesia dibangun dengan rasa persatuan.
“Saya tidak pernah loh, tidak pernah menjelekkan partai manapun, tidak pernah, ketua partai apapun. Saya berjalan sendiri membentuk partai saya yang saya hormati dan sayangi yang bernama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.”
“Jangan, jangan! Negeri ini harus dibangun dengan bersatu,” tegasnya.
Jengkel Adanya Isu Retak dengan Jokowi
Megawati pun juga menanggapi terkait isu retaknya hubungan dengan Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya pun membantah atas isu tersebut dan merasa jengkel.
“Lalu kok gimana, diomongi saya sama Pak Jokowi sudah retak, opo, lho ngamuk aja enggak pernah lho sama Pak Jokowi.”
“Bagaimana ya, saya lama-lama kok jengkel juga ya. Piye to,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Deretan Pernyataan Megawati saat Rakernas PDIP: Soal Koalisi hingga Isu Retak dengan Jokowi