Banjir Mamuju
KISAH Sahari Saat Banjir Mamuju, Beras Sekarung Terendam, Hanya Bisa Selamatkan 4 Lembar Pakaian
Dia menyimpan cerita pilu saat sungai Karema meluap akibat meningkatkna volume akibat hujan deras, hingga air sungai naik dan masuk ke \rumah Warga
Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Ilham Mulyawan
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Banjir yang menerjang Kota Mamuju, Minggu (12/6/2022) menyisakan kepedihan mendalam bagi sahari (48), Warga Simbuang satu, Kelurahan Simboro, Kabupaten Mamuju.
Dia menyimpan cerita pilu saat sungai Karema meluap akibat meningkatkna volume akibat hujan deras, hingga air sungai naik dan masuk ke permukiman warga.
Rumah sahari dan keluarga berada tepat di pinggir aliran sungai Karema, tepatnya di Simbuang satu dekat, dengan SPBU Simbuang.
Baca juga: Warga Bertahan di Pengungsian Karena Air PDAM Tidak Mengalir, Rumah Tidak Bisa Dibersihkan
Baca juga: Usai Banjir di Mamuju, PLN Manakarra Pastikan Aliran Listrik ke Rumah Warga Kembali Normal
Saat hujan deras terjadi, ia berada di dalam rumahnya, berniat untuk menyiapkan makanan.
Sembari terus memantau suasana, sebab saat itu air sudah merendam halam aliran air yang begitu deras.
"Sungai karema langsung meluap, air langsung merendam, beras, kompor gas, tabung, ikut terendam," ujar Sahari saat ditemui di pengungsian.
Ia hanya bisa pasrah, sebab saat itu anaknya masih berada di luar rumah sedang kerja.
Sahari hanya bisa meneyelamatkan empat lembar pakaian, tabung dan kompor gasnya.
Sementara beras yang ada didalam karung, ikut terendam, tak sempat ia angkat karena panik.
"Saya menangis liat beras ikut terendam, karena kupikir nanti malam mau masak apa," lanjut Sahari saat ditemui di pengungsian Terminal Simbuang, Jl Martadinata, Senin (13/6/2022).

Setelah ketinggian air sudah mancapai pinggang orang dewasa, ia pun bergegas meniggalkan rumahnya.
Menjelang magrib Minggu (12/6/2022) kemarin sore, ia memutuskan untuk mengungsi di terminal.
Hingga saat ini ia masih menetap, sementara anaknya balik ke rumah membersihkan sisa lumpur.
Ia pun mengaku, sangat membutuhkan makanan siap saji, karena belum bisa memasak.
Bersama para pengungsi lainya yang berjumlah 99 kepala keluarga, dan 372 jiwa.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli