Setahun Pascagempa
Memilih Jadi Relawan Trauma Healing, Lilis: Sedih dan Trauma, Hampir Satu Bulan Mengungsi
"Saya dan keluarga langsung ke tempat yang aman di dekat Stadion Manakarra waktu itu, sekitar satu bulan kami mengunsi," pungkasnya.
Penulis: Abd Rahman | Editor: Hasrul Rusdi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Sharly Sulfiah Tahir (24), warga Kabupaten Mamuju merasakan betul guncangan akibat gempa 6,2 Magnitudo pada Jumat 15 Januari 2021 lalu.
Perempuan yang akrab disapa Lilis ini, mengaku awalnya merasa terputar di tempat tidur karena saat itu gempa terjadi dini hari.
Lilis mengira hanya pusing, karena pada hari itu baru saja menyelasaikan pekerjaan kantor hingga larut malam, pukul 01:00 WITA.
"Saya kira hanya pusing, karena tidak langsung keras goyangnya," ungkap Lilis kepada Tribun-Sulbar.com, Sabtu (15/1/2022).
Saat terjadi guncangan keras, Lilis langsung melompat dekat pintu kamar dan berusaha menyelamatkan diri.
Namun, ia terjatuh dan tengkurap, lalu tak bisa bergerak karena guncangan semakin keras.
"Pikiranku saat itu rumahku sudah roboh, karena tidak bisa mika bergerak," tutur Lilis mencoba mengingat kejadian setahun yang lalu.
Alumni Univerisitas Hasanuddin ini menceritakan, setelah guncangan terjadi suasana saat itu gelap dan suara tangis dan kalimat asma Allah terdengar di Kota Mamuju.
Ia, bersama orangtuanya langsung bergegas mencari lokasi pengunsian untuk menyelamatkan diri.
"Saya dan keluarga langsung ke tempat yang aman di dekat Stadion Manakarra waktu itu, sekitar satu bulan kami mengunsi," pungkasnya.
Anak sulung ini benar-benar trauma atas bencana alam yang memporak-porandakan Kabupaten Mamuju dan sekitarnya.
"Sangat sedih dan trauma karena hampir satu bulan lebih kita mengunsi dan terus merasakan getaran gempa,"ucapnya.
Baca juga: CERITA Owner Usaha Rappang, Haji Sabar Mengenang Satu Tahun Gempa Bumi di Kabupaten Mamuju
Baca juga: Doa Saat Terjadi Gempa Bumi dalam Bahasa Arab Lengkap Tulisan Latin dan Artinya
Setalah itu, Ia memutuskan bangkit dari trauma dan menjadi relawan trauma healing untuk korban gempa.
"Saat itu saya jadi relawan untuk membantu memulihkan trauma masyarakat Mamuju waktu itu," pungkasnya.
Sehingga, setahun gempa berlalu, ia berharap jadi bahan evalauasi diri untuk selalu mengingat Tuhan dalam keadaan apapun.
"Semoga tidak terjadi lagi, semuanya jadi pembelejaran untuk semua agar tetap muhasabah diri," pungkasnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Abd Rahman