Setahun Pascagempa
CERITA Owner Usaha Rappang, Haji Sabar Mengenang Satu Tahun Gempa Bumi di Kabupaten Mamuju
Namun, pemilik Usaha Rappang ini mengaku, tidak mau larut dalam kesedihan karena cobaan dan ujian yang ia rasakan.
Penulis: Abd Rahman | Editor: Hasrul Rusdi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU- Gempa tektonik mengguncang Sulawesi Barat (Sulbar) pada 15 Januari 2021 lalu.
Gempa berkekuatan 6,2 berpusat di Kabupaten Mamuju-Mejene, meluluhlantakkan sejumlah bangunan termasuk rumah-rumah warga.
Bencana alam tersebut menyebabkan ratusan korban jiwa.
Haji Sabar (50), salah satu warga yang merasakan dampak gempa pada waktu itu.
Baca juga: LDNU Sulbar Gelar Dzikir & Istighosah Setahun Gempa di Masjid Babul Jannah Pasar Baru Malam Ini
Baca juga: Getaran Gempa di Banten Terasa Hingga Jakarta, Arie Untung Evakuasi Diri Tanpa Alas Kaki
Saat gempa terjadi rumah mewah berlantai empat miliknya roboh dalam waktu sekejap.
Tiga anak dan cucunya tak terselamatkan akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Namun, pemilik Usaha Rappang ini mengaku, tidak mau larut dalam kesedihan karena cobaan dan ujian yang ia rasakan.
Ia menceritakan, saat gempa terjadi, sedang berada di rumah bersama cucu dan anak-anaknya.
"Saya bangun itu setelah roboh rumahku sekitar pukul 02:35 dini hari, dan saya dievakuasi itu sekitar jam 2 siang karena lama tertindis reruntuhan," ungkapnya kepada Tribun-Sulbar.com, Jumat (14/1/2022) kemarin.
Dikatakan, rumah mewah berlantai empat itu roboh, sekitar satu meter reruntuhan sudah berada dikepalanya.
"Saya pegang plafon rumah, kenapa ini ada plafon yang turun. Terkurung ma saya itu, tapi masih ada celah dari samping, di situ orang masuk bantu ka untuk dievakuasi," tutur Haji Sabar mengenag peristiwa gempa kala itu.
Satu tahun berlalu, Haji Sabar mengaku, sudah menerima bantuan stimulan sebesar Rp 50 juta untuk perbaikan rumahnya.
Baca juga: Dzikir dan Istighosah Satu Tahun Gempa Sulbar, LDNU Sulbar: Sesepuh NU Akan Hadir
Baca juga: 126 Peserta Ikuti Turnamen Catur Gubernur Sulbar Cup, Bau Akram: Semoga Jadi Agenda Rutin
Saat ini ia juga kembali mulai bangkit jadi pengusaha toko bangunan miliknya dan usaha tenda trowongan yang sudah lama ia lakoni.
Ia mengaku, sedang fokus berbenah diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT serta aktif dalam kegiatan kemanusiaan.
"Kita tidak tau kapan ajal kita akan datang, dimanapun kita berada kalau sudah waktunya pasti akan menghadap kepada-Nya," tuturnya.
"Contoh kaya saya sudah tertimpa bangunan tapi masih diberikan kesempatn Tuhan untuk hidup," sambungnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Abd Rahman