Pembangunan TPA di Balanipa Polman, Ridwan Alimuddin: Tidak Memenuhi Syarat
Pemindahan TPA dari Paku, Kecamatan Binuang ke Tamangalle menuai sorotan para pmuda Kecamatan Balanipa.
Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Nurhadi Hasbi
Pertanyaan lain, lanjut Ridwan, apakah pemerintah sudah melakukan kajian.
Setidaknya pengaruh air lindi terhadap kualitas air tanah penduduk setempat.
"Itu kan lokasinya sekitar 80 dpl, di bawahnya adalah pemukiman penduduk yang banyak mengandalkan air tanah," ungkapnya.
Tanah di sekitar lokasi TPA tersbut pun layak produktif, di sana banyak pohon kelapa.
Termasuk, menurut dia, yang harus dipertimbangkan pemerintah adalah lokasi TPA itu hanya beberapa meter dari jalan ke arah Mosso.
"Kita harus tahu, Mosso adalah kampung tua di Balanipa, Mandar. Tempat bersejarah dalam kebudayaan kita. Alangkah ironisnya jika jalan ke sana ada TPA didekatnya, sangat ironis," ucapnya.
Kesimpulannya, simpul Ridwal, sebelum pemerintah membangun harus ada kajian komprehensif, termasuk sosialisasi.
"Jangan kajiannya belum selesai sudah membangun, saat diprotes baru mau sosialisasi,"tukasnya.
Ridwan juga mengungkapkan, dia mendapat kiriman dari salah satu teman yang menurutnya WhatsApp dari Camat Balanipa.
"Katanya yang akan dibangun bukan TPA, tapi sampah akan diolah jadi pupuk, briket dan tidak akan ada tumpukan," lanjutnya.
Pertanyaannya, kata dia, kenapa di lokasi tersebut dibuat galian lebih besar dari lapangan bulutangkis.
"Saat ikut rapat dengar pendapat dengan anggota DPRD Polman beberapa bulan lalu bersama masyarakat Amola, Binuang, kepada mereka disampaikan bahwa akan ada pengolahan dan lain-lain. Inilah menjadi pertanyaan. Apakah realitasnya seperti itu," tanya Ridwan.(*)
Laporan wartawan TRIBUN-SULBAR.COM, Habluddin