Maulid Nabi

Cerita Hasna, Pengrajin Hiasan Maulid Nabi di Polman, Jualan 3 Bulan Target Omzet Rp10 Juta

Hiasan-hiasan tersebut tersusun rapi di sepanjang lapak, mulai dari bentuk bambu memanjang hingga kemasan berbentuk ember.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun-Sulbar.com/Fahrun Ramli
HIASAN MAULID - Hasna saat melayani pembeli hiasan pernak-pernik Maulid Nabi di kompleks Pasar Sentral Pekkabata, Jl. Tamajarra, Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Polewali, Polman, Jumat (5/9/2025). Hasna target omzet hingga puluhan juta. 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN – Warga mulai ramai berburu hiasan pernak-pernik Maulid Nabi di Pasar Sentral Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (5/9/2025).

Pernak-pernik Maulid Nabi berbahan dasar kertas warna sebagai wadah telur mulai ramai dijajakan di lapak pedagang.

Hiasan-hiasan tersebut tersusun rapi di sepanjang lapak, mulai dari bentuk bambu memanjang hingga kemasan berbentuk ember.

Baca juga: Pernak Pernik Peringatan Maulid Mulai Ramai Dijual di Pasar Smart Pasangkayu

Baca juga: Warga Mamuju Berburu Pernak Pernik Maulid di Pasar Baru, Harga Mulai Rp 10 Ribu 

Harganya bervariasi, mulai dari Rp10 ribu per 10 tusuk yang dapat menampung satu butir telur, hingga Rp20 ribu tergantung model dan hiasan.

Pernak-pernik ini umumnya digunakan saat peringatan Maulid Nabi di masjid.

Biasanya hiasan tersebut ditempelkan pada pohon pisang dan dipajang di dalam masjid, di mana setiap wadah berisi satu butir telur.

Salah satu pengrajin pernak-pernik musiman ini adalah Hasna, warga Desa Rea Barat, Kecamatan Matakali.

Hasna bersama anaknya berjualan pernak-pernik telur setiap momen peringatan Maulid Nabi.

Selama tiga bulan ke depan, ia menjajakan hasil kerajinan tangannya tersebut.

"Kita bikin banyak pernak-pernik, banyak stok. Ini hasil kerajinan di rumah bersama keluarga," kata Hasna kepada wartawan.

Ia menjelaskan bahwa harga bervariasi tergantung model wadah telur dan hiasan bunga.

Misalnya, kemasan ember yang dihiasi kertas warna bisa menampung 10 butir telur dan dibanderol seharga Rp20 ribu.

Hasna menargetkan keuntungan sebesar Rp10 juta selama tiga bulan berjualan.

"Baru kita bagi-bagi upah untuk pengrajin, sama modal yang dikeluarkan beli kertas warna," ungkapnya.

Ia menyebut, dalam beberapa hari terakhir warga sudah mulai ramai datang membeli.

Beberapa warga bahkan memesan langsung ke rumah Hasna untuk dibuatkan sesuai permintaan.

Hasna berencana berjualan setiap hari di depan Toko Marlboro, Pasar Sentral Pekkabata.

Selama beberapa tahun terakhir, Hasna bersama salah satu anaknya memang aktif menjadi pedagang pernak-pernik saat momen Maulid Nabi. (*)

Laporan wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved