Kurikulum Darurat
IGI Sulbar Sambut Baik Rencana Pemkab Mamuju Terapkan Kurikulum Darurat
Guru SMP 4 Simboro, Mamuju itu menambahkan, dengan model Pembelajaran Jarak Jauh, materi tidak dapat disampaikan 100 persen kepada peserta didik.
Penulis: Nurhadi Hasbi | Editor: Hasrul Rusdi
Pertama, tetap mengacu pada Kurikulum Nasional.
Kedua, menggunakan kurikulum darurat; dan
Ketiga, melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.
Kurikulum darurat disiapkan untuk jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK.
Modul belajar PAUD dijalankan dengan prinsip "Bermain adalah Belajar".
Proses pembelajaran terjadi saat anak bermain serta melakukan kegiatan sehari-hari.
Sementara untuk jenjang pendidikan SD, modul belajar mencakup rencana pembelajaran yang mudah dilakukan secara mandiri oleh pendamping baik orangtua maupun wali
Pemerintah juga memberikan relaksasi peraturan untuk guru dalam mendukung kesuksesan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

Guru tidak lagi harus memenuhi beban kerja 24 jam tatap muka dalam satu minggu sehingga guru dapat fokus memberikan pelajaran interaktif kepada siswa tanpa perlu mengejar pemenuhan jam.
Guru juga diharapkan dapat terus meningkatkan kapasitas untuk melakukan pembelajaran interaktif, dan sekolah dapat memfasilitasi kegiatan belajar mengajar dengan metode paling tepat.
Berikut dampak yang akan ditimbulkan dari pelaksanaan Kurikulum Darurat:
Tersedia acuan kurikulum yang sederhana bagi guru.
Beban mengajar guru berkurang.
Guru dapat fokus pada pendidikan dan pembelajaran yang esensial dan kontekstual.
Siswa tidak dibebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum dan dapat berfokus pada pendidikan dan pembelajaran yang esensial dan kontekstual.
Orang tua lebih mudah mendampingi anaknya belajar di rumah.
Kesejahteraan psikososial siswa, guru, dan orang tua meningkat.
Dengan adanya kurikulum darurat, Kemendikbud berharap dapat mempermudah proses pembelajaran di masa pandemi.(*)