Berita Polman

Pemuda Polman Buat Sketsa Wajah Pakai Daun Kering, Banyak Peminat

Dia mengukir sketsa wajah pada media daun kering, hasil karya dipromosikan lewat sosial media.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun-Sulbar.com/Fahrun Ramli
SKETSA - Iskandar (26) saat mengukir sketsa wajah pada daun kering di rumah tempat kerjanya Desa Pambusuang, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polman, Sulbar, Sabtu (11/10/2025). 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Pemuda bernama Iskandar (26) sukses menyulap daun kering dimanfaatkan sebagai media untuk mengukir sketsa wajah di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), Sabtu (11/10/2025).

Karya seni pemuda dari Desa Pambusuang, Kecamatan Balanipa ini banyak peminatnya.

Dia mengukir sketsa wajah pada media daun kering, hasil karya dipromosikan lewat sosial media.

Baca juga: Lirik Lagu Mandar Situyu Janji

Mengukir sketsa wajah dipelajari secara otodidak dan telah dikuasai sejak 10 bulan terakhir.

Iskandar mengaku banyak kesalahan saat pertama kali belajar mengukir sketsa pada media daun kering. 

Meski begitu, setiap kesalahan itu tidak membuatnya menyerah.

Semakin termotivasi untuk lebih baik hingga akhirnya mahir mengukir sketsa wajah memanfaatkan daun kering.

“Kan kemarin tidak ada kerjaan, saat scrolling sosial media muncul kerajinan tangan, ukiran pada daun kering, akhirnya saya terpikir untuk mencoba,” kata Iskandar kepada wartawan.

"Belajar kurang dari sebulan, meski selalu salah, kita selalu belajar untuk lebih baik, akhirnya ada peminat," lanjutnya.

Proses mengukir sketsa wajah pada media daun kering dikerjakan sangat hati-hati dan teliti. 

Ukiran pada media daun dikerjakan bermodalkan pisau cutter, nampak sederhana.

Pengerjaan setiap ukiran membutuhkan waktu dua sampai empat jam, tergantung tingkat kerumitan.

Dia mematok harga biaya ukir sebesar Rp100 ribu sampai Rp200 ribu, untuk satu ukiran sketsa waja.

Agar bertahan lama, setiap karya ukirnya disemprot menggunakan cat bening, lalu diberi figura sehingga terlihat lebih menarik.

Iskandar menyebut tidak semua daun dapat digunakan sebagai media ukir.

Dia hanya menggunakan daun nangka dan daun jati karena bentuknya lebar dan mudah diukir.

“Pakai daun jati sama daun nangka. tapi tidak sembarangan, harus yang masih lentur,” terangnya.

Setidaknya dalam sebulan Iskandar menerima 10 orderan warga yang ingin fotonya diukir pada media daun kering.

Iskandar mempromosikan karyanya melalui media sosial sehingga orderan berdatangan dari sejumlah wilayah.

“Biasanya kalau normal kita kerjakan sampai 10 gambar ukiran, biasa juga kurang, biasa juga lebih, orderan, sampai ke Kalimantan, banyak pemesan dari sosmed," ungkapnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved