Polisi Pangkat AKP Intimidasi Wartawan saat Liputan Tambang Ternyata Lebih Kaya dari Kapolres Barru

TRIBUN-SULBAR.COM - Oknum polisi berpangkat AKP intimidasi wartawan saat meliput tambang galian C.

Polisi berpangkat AKP tersebut adalah Kapolsek Mallusetasi, Kabupaten Barru, AKP Iriansyah.

Tampak dalam video viral di media sosial, AKP Iriansyah, mengintimidasi sejumlah jurnalis saat meliput aktivitas tambang galian C di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.

Baca juga: Rekam Video Call Mesum, Viral Polisi Gadungan Peras Guru di Bengkulu, Pelaku Ternyata Buruh

Tribun menelusuri tentang sosok AKP Iriansyah, sebelum menjabat Kapolsek, dia pernah jadi Kepala Seksi Humas Polres Barru.

Hasil penelusuran, AKP Iriansyah rupanya perwira polisi berduit.

Total kekayaan AKP Iriansyah dilaporkan di LHKPN Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebesar Rp4,25 miliar tertanggal 11 Januari 2025. 

Harta paling besar adalah tanah dan bangunan sebesar Rp4,1 miliar. 

Ia hanya memiliki motor senilai Rp28.000.000

Kemudian, Harta Bergerak Lainnya Rp25.100.000

Terakhir, kasnya sebesar Rp100.430.000. 

Ternyata perwira tiga balok ini lebih kaya dari Kapolres Barru, AKBP Ananda Fauzi Harahap. 

Pada tahun 2018, AKBP Ananda Fauzi Harahap melaporkan hartanya sebesar Rp85 juta. 

Intimidasi Wartawan

Dalam rekaman yang tersebar di grup WhatsApp, AKP Iriansyah terlihat mengenakan seragam lengkap saat mendampingi kunjungan anggota DPRD Barru di lokasi tambang, Kelurahan Mallawa, Kecamatan Mallusetasi, Kamis (16/10/2025).

Setelah terlibat perdebatan dengan warga, Iriansyah berbalik dan langsung menegur keras para jurnalis.

"Woi jangan ambil gambar gambar bos. Kamu siapa, mana kartu medianya, surat perintahnya mana," ucap Iriansyah sambil menunjuk. 

Ia bahkan meminta jurnalis untuk tidak meliput kegiatan tersebut.

Kontributor CNN Barru, Risal, memastikan bahwa ia sudah menunjukkan kartu pers saat diminta oleh Kapolsek. 

Namun, Risal menilai sikap Iriansyah tetap arogan dan melarang pengambilan gambar.

Tanggapan Kapolsek

Terpisah, AKP Iriansyah mengaku kesal karena kunjungan anggota DPRD ke lokasi tambang tersebut tidak dikoordinasikan terlebih dahulu.

"Itu sebenarnya kalau mau diurut, ada perasaan dongkol masuk ke situ. Ini anggota DPRD Barru masuk ke lokasi karena adanya surat, surat itu tidak bertuan karena tidak ditandatangani," jelasnya.

Ia membantah telah melarang jurnalis meliput. 

Iriansyah mengklaim hanya menanyakan identitas dan izin.

"Saya kan lihat ambil gambar tadi, jadi saya bilang bos bapak dari mana, kenapa ambil gambar tidak izin dulu, gitu. Setelah tau dari media sudah, selesai disitu tidak ada perdebatan," tutupnya.

Kabid Propam Polda Sulsel, Kombes Pol Zulham Effendy yang dimintai tanggapan mengaku akan memeriksa kejadian itu.

"Kita cek," tegas perwira alumnus Akpol 1998 ini kepada tribun. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com