Hari Tani 2025

LIAR Sulbar: Petani Kian Terjepit, Dorong Pemerintah Akhiri Ketergantungan Input Kimia

Nurwahidah mengungkapkan, petani tidak punya kuasa menentukan harga, membuat posisi mereka sangat rentan dalam rantai distribusi.

Editor: Nurhadi Hasbi
Istimewa
HARI TANI NASIONAL 2025 - Direktur LIAR Sulbar Nurwahidah 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Menyambut Hari Tani Nasional, pada 24 September, Lembaga Inspirasi Anak Rakyat (LIAR) Sulawesi Barat menyoroti berbagai persoalan krusial hingga kini masih membelit petani.

Direktur LIAR Sulbar, Nurwahidah, menegaskan, kondisi petani saat ini semakin terjepit akibat banyaknya tantangan struktural dan ekologis yang belum kunjung mendapat solusi nyata dari pemerintah.

“Salah satu persoalan utama adalah harga hasil produksi yang tidak stabil," pungkas Nurwahidah kepada Tribun-Sulbar.com, Selasa (23/9/2025).

Baca juga: LIAR Sulbar Sebut Langkah Satpol PP Polman Tertibkan PKL Demi Adipura Tidak Bijaksana

Nurwahidah mengungkapkan, petani tidak punya kuasa menentukan harga, membuat posisi mereka sangat rentan dalam rantai distribusi.

Selain itu, kerusakan lahan akibat penggunaan input kimia yang masif juga menjadi sorotan. 

Ketergantungan pada pupuk dan pestisida sintetis tidak hanya menurunkan kualitas tanah, tetapi juga menyeret petani ke dalam jeratan utang berkepanjangan.

“Ketergantungan terhadap input kimia sangat tinggi," jelasnya.

Bahkan, saat harga pupuk dan pestisida melonjak, petani tidak punya pilihan lain karena lahannya sudah tidak bisa lagi diolah tanpa bahan kimia. 

"Ini menyebabkan mereka semakin tak berdaya. Pemerintah mesti hadir dan membuka jalan keluar bagi petani,” jelas Nurwahidah.

Faktor lain yang memperparah kondisi petani menurutnya, dampak perubahan iklim mengacaukan pola tanam.

Perubahan iklim yang tidak menentu membuat jadwal tanam dan panen menjadi tidak pasti.

"Kondisi ini membuat hasil produksi petani makin sulit diprediksi," ujarnya.

LIAR Sulbar mendorong pemerintah untuk hadir secara nyata menjawab problematika petani.

Terutama dalam hal menjamin harga hasil produksi yang layak, bukan malah membiarkan petani menjadi objek permainan segelintir pihak di pasar.

“Pemerintah tidak bisa terus-menerus abai," ucapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved