Gen Z

70 Persen Gen Z Depresi Akibat Finansial

Penelitian menunjukkan 42 hingga 46 persen Gen Z didiagnosis dengan kondisi kesehatan mental, paling sering berupa kecemasan, depresi, atau ADHD.

Editor: Nurhadi Hasbi
ia canva
DEPRESI - Ilustrasi Gen Z sedang depresi akibat tekanan finansial 

Performa Kerja: 64 persen Gen Z melaporkan penurunan kinerja di tempat kerja akibat stres finansial

Kesehatan Fisik: 56 persen Gen Z mengalami penyakit fisik akibat kekhawatiran uang

Akar Masalah di Kalangan Gen Z

Tekanan Ekonomi Struktural

Gen Z menghadapi tantangan ekonomi yang belum pernah dialami generasi sebelumnya[13][14][15]. Laporan Bank of America 2025 mencatat 72 persen Gen Z dewasa (usia 18-28 tahun) secara aktif berusaha memperbaiki keuangan mereka, namun tetap berada di bawah tekanan ekonomi yang tidak bersahabat[13].

Mayoritas Gen Z mengeluhkan pengeluaran bulanan yang jauh lebih tinggi dari perkiraan, terutama untuk biaya bahan makanan (63 persen), sewa dan tagihan utilitas (47 persen), serta makan di luar (4 persen)[13]. Sebanyak 51 persen menyebut biaya hidup sebagai penghambat utama menuju stabilitas finansial[13][14].

Di Indonesia, hasil survei Sun Life 2025 menunjukkan Gen Z adalah kelompok paling rentan secara finansial. Hanya 49 persen yang merasa aman secara finansial, jauh di bawah Baby Boomer (63 persen)[16][17]. Tingkat kepercayaan diri mereka dalam mengelola keuangan juga paling rendah dibandingkan generasi lain[18][16].

Beban Utang dan Keterbatasan Penghasilan

Gen Z membawa beban utang pribadi rata-rata $94,101, jauh melampaui Milenial ($59,181) dan Gen X ($53,255)[15]. Lebih dari sepertiga (36 persen) Gen Z yang lebih tua memiliki utang pelajar, dibandingkan 31 persen Milenial pada usia yang sama[15].

Lebih dari separuh (53 persen) Gen Z merasa tidak menghasilkan cukup uang untuk menjalani kehidupan yang mereka inginkan[14][19]. Sebanyak 55 persen tidak memiliki tabungan darurat yang cukup untuk menutupi tiga bulan pengeluaran[14]. 

Di Amerika, 41 persen Gen Z kehabisan uang hampir setiap bulan, dan hanya 22 persen menganggap diri mereka stabil secara finansial[20].

Tekanan Media Sosial dan FOMO

Penggunaan media sosial yang intens menciptakan perbandingan sosial yang tidak sehat[21][22]. Rasa takut ketinggalan (FOMO) mendorong Gen Z untuk belanja online atau membeli pengalaman (seperti konser atau event) secara impulsif[21][23].

Sebanyak 57 persen Gen Z membeli hadiah untuk diri sendiri setidaknya seminggu sekali sebagai bentuk self-reward, namun 59 persen mengakui ini menyebabkan pemborosan[13][14].

Sebanyak 70 persen Gen Z mengaku "chronically online", dan 53 perseb mengatakan menerima berita buruk di media sosial mendorong mereka untuk stress spending[24].

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved