TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Jelang  tahun ajaran baru 2025/2026, toko Alat Tulis Kantor (ATK) di Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) merasakan berkah. 

Sejak beberapa hari terakhir, peningkatan dalam jumlah pembeli terlihat di berbagai toko ATK, menandakan antusias masyarakat dalam mempersiapkan kebutuhan pendidikan anak-anak mereka.

Berdasarkan Pantauan Tribun-Sulbar.com, Jumat (11/7/2025), sejumlah toko ATK di pusat Kota Mamuju mulai ramai dipadati pengunjung. 

Baca juga: Polisi Tetapkan 4 Tersangka Penganiayaan Terhadap Kapus Alu Polman

Baca juga: Terpaksa Nyicil Beras, Warga Mamuju Menjerit Akibat Harga Melambung

Orang tua bersama anak-anak mereka terlihat sibuk memilih dan membeli berbagai perlengkapan sekolah. 

Rak-rak yang biasanya tertata rapi kini terlihat mulai kosong akibat permintaan untuk buku tulis, pulpen, pensil, penghapus, penggaris, dan kotak pensil.
 
"Alhamdulillah, dua Minggu terakhir ini pembeli ramai datang membeli" ujar HJ Nurjanah Nasir pemilik Toko ATK di Jl Abd Wahab Azasi, Kelurahan Karema, Mamuju, Jumat (11/7/2025).

Lebih lanjut, Nurjanah Nasir mengungkapkan, item yang paling banyak diburu pembeli yakni buku tulis.

"Yang ramai dibeli itu buku tulis. Mungkin karena itu kebutuhan utama," jelasnya.

Toko milik Hj. Nurjanah menyediakan barang yang sangat bervariasi dengan harga kompetitif untuk memenuhi kebutuhan siswa.

Misalnya, buku gambar dijual dengan rentang harga Rp2 ribu hingga Rp9 ribu, sementara tempat pensil dibanderol mulai dari Rp10 ribu.

Untuk alat mewarnai, pensil pewarna tersedia mulai dari Rp6 ribu hingga Rp60 ribu, dan crayon dijual dengan harga Rp10 ribu sampai Rp80 ribu. 

Topi sekolah bisa didapatkan dengan harga Rp15 ribu hingga Rp25 ribu.

"Untuk pulpen dijual mulai dari Rp1 ribu batang atau Rp10 ribu per pak, sedangkan pensil tersedia dengan harga Rp2 ribu hingga Rp5 ribu per batang,"terangnya.

Meski ada keramaian, Hj Nurjanah Nasir mengungkapkan, pembelian tahun ini mengalami sedikit penurunan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. 

"Ya mungkin karena efisiensi, jadi ada penurunan. Selain itu, pembelian online juga mungkin mempengaruhi," pungkasnya. 

Hal ini menunjukkan adanya pergeseran pola belanja masyarakat, yang mulai kemudahan berbelanja daring. (*)

Laporan Wartawan Tribun Sulbar Andika Firdaus