Harga Beras Melonjak

Terpaksa Nyicil Beras, Warga Mamuju Menjerit Akibat Harga Melambung

Abdullah (52), warga Lingkungan Bulutakkang, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, adalah salah satunya

Penulis: Suandi | Editor: Abd Rahman
SUANDI
HARGA BERAS - Abdullah (kanan) saat ditemui di lokasi Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di halaman Kantor Gubernur Sulbar, Jl H Abdul Malik Pettanna Endeng, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Jumat (11/7/2025). Pria yang sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Mamuju itu mengaku penghasilannya yang hanya Rp 1,1 juta per bulan tak lagi cukup untuk membeli kebutuhan pokok, terutama beras. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Melambungnya harga beras di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, memaksa warga untuk mengambil jalan terpaksa membeli beras dengan sistem uang muka alias DP (down payment).

Abdullah (52), warga Lingkungan Bulutakkang, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, adalah salah satunya.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Mamuju itu mengaku penghasilannya yang hanya Rp 1,1 juta per bulan tak lagi cukup untuk membeli kebutuhan pokok, terutama beras.

Baca juga: Kepala Desa di Mamuju Tengah Tangkap Buaya yang Terjebak di Kolam Ikan

Baca juga: Cerita Ria Warga Polman Nyaris Korban Human Trafficking Niat Kerja di Arab Saudi Iming Gaji Rp5 Juta

"Harga beras sekarang mahal sekali. Saya sampai beli dengan hanya bayar DP dulu, karena tak sanggup langsung lunas," ujar Abdullah saat ditemui di lokasi Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di halaman Kantor Gubernur Sulbar, Jl H Abdul Malik Pettanna Endeng, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Jumat (11/7/2025).

Hingga pertengahan Juli 2025, harga beras di Mamuju belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Untuk beras kemasan 5 kilogram, jenis medium dijual seharga Rp 80 ribu, dan premium Rp 85 ribu.

Harga makin tinggi untuk kemasan lebih besar.

Beras 10 kilogram dibanderol Rp 165 ribu (medium) hingga Rp 170 ribu (premium).

Sedangkan untuk 25 kilogram, harganya menembus Rp 385 ribu (medium) dan Rp 405 ribu (premium).

Bagi warga berpenghasilan rendah seperti Abdullah, kondisi ini sangat memberatkan.

Terlebih, ia harus menanggung kebutuhan makan tiga orang di rumahnya, yakni dirinya, sang istri, dan seorang cucu.

"Beras 10 kilo biasanya hanya cukup untuk 10 hari. Setelah itu harus beli lagi," ujarnya lirih.

Dalam kondisi serba sulit ini, program Gerakan Pangan Murah yang digelar pemerintah provinsi menjadi harapan warga.

Di GPM, Abdullah bisa membeli beras 10 kilogram seharga Rp 135 ribu  jauh lebih murah dibanding harga pasar.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulbar, Abdul Waris Bestari, mengatakan pemerintah memberikan subsidi agar masyarakat tetap bisa mengakses bahan pokok, khususnya beras.

"Di pasar harga beras medium 10 kilogram bisa Rp 160–165 ribu. Tapi di GPM kita jual Rp 135 ribu. Ini karena kita berikan subsidi," jelas Waris.

Ia menambahkan, GPM merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah menekan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Suandi

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved