Hasil seleksi untuk jalur mutasi dan domisili akan diumumkan dan dapat diakses melalui akun pendaftaran masing-masing calon siswa.
Skema SPMB Buat Bingung
Skema kouta jalur masuk dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB), masih membuat sejumlah orang tua kebingungan.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah (PAUD Dikdasmen), Gogot Suharwoto, seperti dilansir dari Tribunnwes,com, Senin (23/6/2025).
Menurut Gogot, informasi mengenai terkait proporsi jalur penerimaan ini belum tersampaikan secara baik ke masyarakat.
Padahal kuota jalur domisili atau zonasi kini sudah berkurang.
Sekarang ini porsinya dialokasikan lebih besar digeser untuk jalur prestasi.
“Karena ternyata memang pergeseran formasi persentasenya ya, dari yang tadinya domisilinya 50 persen ke 30 persen minimal, ini kan ada pengurangan. Menganggapnya masih domisilinya seperti tahun kemarin,” ujar Gogot.
Ia menjelaskan, pada tahun sebelumnya jarak 400–600 meter dari sekolah masih memungkinkan untuk masuk melalui jalur domisili.
Baca juga: SPMB 2025 Majene Dibuka, Jalur Mutasi Hanya 5 Persen dan Siswa SD Hanya Boleh 28 Orang Tiap Kelas
Namun tahun ini, kuota tersebut sudah habis lebih cepat karena porsinya lebih kecil.
“Tahun kemarin radius 400 masuk, 500–600 masih masuk. Sekarang kok 400 sudah habis, karena memang kuotanya digeser ke prestasi,” ucapnya.
Gogot menyebut ketidaktahuan ini membuat sebagian masyarakat protes karena merasa anak mereka tidak lolos padahal tinggal cukup dekat dari sekolah tujuan.
“Orang-orangnya kayaknya belum terinformasikan dengan baik, atau mungkin baca kelewat, jadi terjadi salah paham. Tapi sudah disalurkan ke tahap kedua,” katanya.
Ia menambahkan bahwa proses SPMB masih berjalan dan terdiri dari beberapa tahap. Masyarakat diminta untuk tetap mengikuti proses dan tidak terburu-buru menarik kesimpulan.
“Ini kan masih ada tahap ketiga. Selesai tahap satu, tahap dua, tahap tiga. Semoga ini bisa terakomodir,” pungkasnya.(*)Sekarang ini porsinya dialokasikan lebih besar digeser untuk jalur prestasi.
“Karena ternyata memang pergeseran formasi persentasenya ya, dari yang tadinya domisilinya 50 persen ke 30 persen minimal, ini kan ada pengurangan. Menganggapnya masih domisilinya seperti tahun kemarin,” ujar Gogot.
Ia menjelaskan, pada tahun sebelumnya jarak 400–600 meter dari sekolah masih memungkinkan untuk masuk melalui jalur domisili.