“Mereka menjelaskan kronologi kejadian dan mengatakan bahwa tidak ada perlawanan dengan senjata tajam dari penumpang WNI terhadap tim patroli MMEA,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
Kedutaan juga mengawasi pemulangan seorang warga negara Indonesia berinisial B, yang meninggal karena luka-lukanya.
Jenazahnya dijadwalkan diterbangkan dari Kuala Lumpur ke Pekanbaru dan kemudian diangkut melalui darat ke kampung halamannya di Pulau Rupat.
Kedutaan terus mengumpulkan informasi untuk mengklarifikasi insiden tersebut.
Baca juga: 100 Hari Presiden Prabowo: Kepuasan Publik Lampaui Era Jokowi, Gibran Perlu Tingkatkan Akselerasi
“Dua korban lainnya masih dalam kondisi kritis setelah operasi dan belum dapat memberikan pernyataan,” tambah kementerian, menegaskan kembali seruannya kepada otoritas setempat untuk melakukan penyelidikan menyeluruh.
Kepolisian Kerajaan Malaysia (PDRM) telah memulai penyelidikan atas insiden tersebut dengan kerja sama penuh dari APMM.
Personel yang terlibat dalam penembakan tersebut telah dibebastugaskan sambil menunggu penyelidikan.
Kemlu siapkan langkah hukum
Terpisah, Menteri Luar Negeri Sugiono telah memerintahkan kepada Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur untuk menyelidiki persoalan ini secara komprehensif.
"Saya minta kemarin untuk diselidiki secara menyeluruh," katanya.
Selain penyelidikan menyeluruh, Kemenlu RI diketahui sedang menyiapkan langkah hukum atas tindakan berlebihan aparat kepolisian Malaysia tersebut.
Kemenlu RI juga mendorong agar pemerintah Malaysia ikut mengusut peristiwa yang mencederai kedamaian dan hubungan bilateral kedua negara ini.
Baca juga: Target Prabowo Pangkas Anggaran hingga Rp 306 Triliun, Mulai Dieksekusi KPK hingga Polri
Kecaman dari Wamenaker
Sementara itu, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan juga turut memberikan respons atas insiden penembakan itu.
Pria yang akrab disapa Noel ini mengatakan, tindakan aparat Malaysia yang menembak WNI sudah di luar batas.