TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH - Pernyataan pihak Dinas Koperindag Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) Sulawesi Barat (Sulbar) terkait stok LPG 3 subsidi kilogram mencukupi (tidak langka) dibantah masyarakat.
Menurut Bima, salah seorang warga Topoyo, pernyataan Dinas Koperindag berbanding terbalik dengan fakta di lapangan.
"Katanya tidak langka, tetapi kenyataannya LPG sangat sulit didapatkan, selain itu harganya mencekik," ujar Bima kepada Tribun-Sulbar.com saat ditemui di salahsatu Warkop Topoyo, Kecamatan Topoyo, Mateng, Rabu (11/12/2024).
Baca juga: Dinas Koperindag Mamuju Tengah Pastikan Stok LPG 3 Kilogram Aman Jelang Nataru
Lebih lanjut ia menjelaskan, harga di pangkalan Rp 25 ribu pertabung, sementara di kios/eceran mencapai Rp 35 ribu.
"Saya sudah keliling mencari LPG di Topoyo tapi semua pangkalan kosong, adapun di kios harganya sangat mahal sampai Rp 35 ribu itupun hanya beberapa kios yang masih ada stok," keluhnya.
Menurutnya, selain sulit didapatkan, harganya juga melonjak.
Senada, Samsil seorang pelaku UMKM di Desa Topoyo, Kecamatan Topoyo, mengaku kelangkaan LPG 3 Kg sudah hampir dua bulan terjadi sehingga berdampak pada usahanya.
"Sudah sekitar dua bulanan langka, harganya pun Rp 25 ribu di pangkalan sementara di pengecer mencapai Rp 35 ribu," bebernya.
"Terkait statement Dinas Koperindag mengatakan tidak langka dan tidak mahal itu tidak sesuai di lapangan," tandasnya.
Ia berharap Dinas Koperindag turun langsung ke lapangan melihat kondisi yang ada.
Sebelumnya, Kepala Dinas Koperindag Mateng, Colleng Sulaiman mengatakan stok LPG 3 kilogram menjelang Nataru aman.
Ia mengatakan, jatah LPG 3 kilogram untuk kabupaten Mamuju Tengah sebanyak 98.000 buah perbulan.
Sementara, jumlah masyarakat layak menerima LPG 3 kilogram Subsidi berdasarkan data Dinsos Mateng sebanyak 23.598 KK dengan total 69.336 jiwa.
"Sehingga dengan total demikian, dipastikan stok LPG aman menjelang Nataru," jelasnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Sandi Anugrah