TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada November 2024, Sulawesi Barat (Sulbar) mencatat inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) sebesar 1,18 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,08.
Inflasi tertinggi terjadi di Mamuju sebesar 2,07 persen (IHK 105,46), sementara yang terendah di Majene sebesar 0,63 persen (IHK 106,48).
Baca juga: BREAKING NEWS: Kades Sugihwaras Polman Dijebloskan ke Lapas Polewali, Dipenjara 3 Bulan
Baca juga: BREAKING NEWS: Dirut Perumda Majene Baku Hantam dengan Direktur Umum dan Keuangan, Ada Apa?
Kepala BPS Sulbar, Tina Wahyufitri, mengatakan kenaikan harga di berbagai kelompok pengeluaran menjadi pendorong inflasi tahunan ini.
"Beberapa kelompok utama yang mengalami kenaikannmakanan, minuman, dan tembakau naik 2,03 persen, pendidikan naik 2,94 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 2,64 persen, pakaian dan alas kaki naik 1,53 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik 0,39 persen," ujar Tina saat pres rilis di aula BPS Sulbar, Jl Martadinata, Simboro, Mamuju, Senin (2/12/2024).
Sebaliknya, kelompok kesehatan justru mencatat penurunan harga sebesar 1,65 persen, memberikan kontribusi deflasi sebesar 0,02 persen.
Tina menambahkan, kelompok pengeluaran yang berkontribusi paling besar terhadap inflasi y-on-y adalah makanan, minuman, dan tembakau 0,77 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya berkontribusi 0,13 persen, pendidikan berkontribusi 0,06 persen.
"Kelompok transportasi, rekreasi, olahraga, dan budaya tidak memberikan dampak signifikan terhadap inflasi," jelas Tina.
Meski inflasi tahunan naik, Sulawesi Barat mencatat deflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) sebesar 0,17 persen. Hal ini menandakan penurunan harga pada November dibandingkan bulan sebelumnya.(*)
Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi