Berita Majene

Kisah Taswif, Mahasiswa STAIN Majene & Kader HMI 4 Tahun Bekerja Tukang Service AC Demi Biaya Kuliah

Penulis: Anwar Wahab
Editor: Nurhadi Hasbi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muh Taswif Yusri (23), mahasiswa jurusan Kukum Ekonomi Syariah (HES) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene, bekerja sebagai tukang service Air Conditioner (AC) keliling, di Majene.

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE  - Kisah Muh Taswif Yusri (23), mahasiswa jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene.

Selain sebagai seorang mahasiswa, Taswif bekerja sebagai tukang service Air Conditioner (AC) keliling di Majene.

Pekerja tersebut telah ia jalani kurang lebih empat tahun atau dari 2021 untuk biaya kuliah.

Taswif merupakan pemuda asal Desa Totolisi, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene.

Baca juga: 2 Mahasiswa STAIN Majene Jadi Mahasiswa Favorite di Program KKN Nusantara

Menurutnya, pekerjaan itu dijalani juga untuk membiayai kebutuhan hidupnya sehari-hari.

"Dalam kondisi ekonomi sempit apalagi sekarang saya cuman bersama ibu saya, maka saya harus pintar membagi waktu antara kuliah dan bekerja, pekerjaan ini saya lakoni karena keterbatasan biaya saya untuk melanjutkan pendidikan,"kata Taswif kepada wartawan.

Memilih pekerjaan sebagai tukang service AC tidak begitu sulit untuknya karena pengalaman dalam hal tersebut sudah matang.

Pekerjaan yang ditekuni oleh Taswif ini tidak hanya memperbaiki AC tetapi juga membersihkan, ia mengaku lebih sering dapat job membersihkan AC daripada memperbaiki.

Dengan pendapatan satu kali perbaikan AC sekitar Rp 60 ribu, ia sudah merasa cukup, meskipun pendapatan per bulan tidak menentu.

Terkadang Ia tidak menghabiskan uang hasil jerih payahnya, ia menabung ataupun diberikan kepada orangtua untuk disimpan.

"Dari hasil itu saya dapat menyicil biaya kuliah saya,"ucapnya.

Lebih lanjut Taswif mengungkapkan,  terkadang orang tuanya merasa cemas dia terlalu fokus pada pekerjaan dari pada kuliah.

“Saat seperti itu saya berusaha meyakinkan orangtua dengan bercerita kegiatan keseharian di saat kuliah juga kerja agar dia mengerti,” katanya.

Ia juga mengaku tidak kewalahan membagi waktu saat belajar, bekerja, dan berorganisasi.

Meskipun sibuk dengan pekerjaannya, Taswif tetap aktif berorganisasi.

Halaman
12