Mamuju Tengah

Inovasi Pemkab Mateng, Program SISAPA Ubah Sampah Jadi Peluang Ekonomi

Penulis: Sandi Anugrah
Editor: Abd Rahman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

: LAUNCHING SISAPA - Launching inovasi SISAPA di kompleks KTM Tobadak, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Minggu (24/8/2025). Inovasi ini diharapkan menekan permasalahan sampah plastik di Mamuju Tengah.(Sandi/Tribun)

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH - Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar), Litha Febriani apresiasi inovasi Dinas Lingkungan Hidup bernama Sikat Sampah Plastik (SISAPA).

Ia mengatakan,program ini dirancang sebagai proyek perubahan upaya menangani persoalan sampah semakin meningkat, khususnya sampah plastik.

Data DLH Mateng, volume sampah yang diangkut setiap hari telah mencapai 20 ton.

Baca juga: Suami di India Siksa dan Bakar Hidup-hidup Istrinya, Perkara Mas Kawiin Rp700 Juta Tak Terpenuhi

Baca juga: Jalan Poros Bayor Mamuju Tengah Segera Diperbaiki, PUPR Siapkan Dana Rp 200 Juta

Sampah-sampah ini mencakup sampah organik dan non-organik. 

Angka tersebut diprediksi akan terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi.

Sehingga, jika tidak ditangani dengan tepat, terutama sampah plastik akan berpotensi mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat.

Litha juga menyebutkan, program ini akan berhasil dengan kolaborasi semua elemen.

"Kita berharap, Sisapa ini menjadi proyek perubahan bersentuhan langsung dengan keberlanjutan lingkungan," harap Litha ditemui di kompleks KTM Tobadak, Desa Tobadak, Kecamatan Tobadak, Mateng, Minggu (24/8/2025).

Sementara itu, Kepala DLH Mateng, Asmuni mengatakan, SISAPA bagian dari proyek perubahan yang digagas. 

"Alhamdulillah, hari ini kita launching," ucapnya.

Menurutnya, masyarakat akan diajak memilah sampah dari rumah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta memanfaatkan kembali sampah menjadi produk yang bernilai.

Selain itu, SISAPA juga akan diarahkan untuk membuka peluang ekonomi melalui pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat, seperti bank sampah, UMKM daur ulang, hingga pelatihan keterampilan dari limbah rumah tangga yang bernilai ekonomis

Program ini tidak hanya soal kebersihan, tapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat. 

"Sudah ada Bank Sampah di Desa Mahahe dan Palongaan," jelasnya.

Dimana bank sampah ini diberi nama Warung Transaksi Sampah Plastik (Watsap).

"Masyarakat bisa tukar sembako, pulsa listrik dan retribusi sampah dengan sampah mereka," kuncinya.


Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Sandi Anugrah