Berita Majene

Dukung Unjuk Rasa Santun, Warga di Majene Imbau Massa Demo Tak Lagi Bakar Ban 'Sesak Nafas ki'

Penulis: Anwar Wahab
Editor: Ilham Mulyawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga sedang berbincang di depan toko kue pada saat karena aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa di Jl. Gatot Subroto Kelurahan Banggae, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar),Senin (10/6/2024).

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE - Warga imbau massa aksi unjuk rasa (unras) di Majene agar tidak lagi membakar ban saat menggelar aksi demonstrasi.

Seperti yang baru-baru ini terjadi di Jl. Gatot Subroto Kelurahan Banggae, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).

Beberapa hari yang lalu mahasiswa Majene selalu melakukan aksi demonstrasi di bundaran Kota Mejene.

Aksi tersebut diwarnai dengan bakar ban mobil di tengah jalan.

Seorang warga bernama Satriadi, yang rumahnya dekat dengan bundaran kota Majene tersebut, meminta massa agar tidak lagi mengulangi aksi bakar ban.

Menurutnya membakar ban tidak ada gunanya, karena merugikan orang lain.

Baca juga: Aksi Bakar Ban di Depan Polres dan Kantor Bawaslu, HMI Majene Desak OTT Money Politik Diusut Tuntas

Baca juga: Eks Kadishub Mamuju Dituntut 5 Tahun Penjara, Penasihat Hukum Tak Sependapat JPU Kerugian Rp1,5 M

Ia menyebutkan demo dengan tidak membakar ban itu merupakan cara yang efektif.

"Kan bisa demo tanpa harus bakar ban," kata Satriadi saat ditemui Tribun Sulbar.com di sekitaran bundaran kota Majene Selasa (11/6/2024).

Bukan tanpa alasan kata Satriadi, sebab asap dari ban yang terbakar itu membuat sesak nafas.

"Berapa banyak warga yang terganggu dengan asap ban itu, bahaya juga asapnya karena baunya menyengat, apalagi kalau kita sebagai orang tua," lanjutnya.

Lebih lanjut ia mengatakan aksi demo yang dilakukan oleh massa sangat didukung, namun tidak perlu bakar ban.

"Dampak dari membakar ban timbulkan polusi hingga toko tutup, merugikan, orang tua sesak nafas, mereka yang tutup tokonya pasti rugi, karena per hari tokonya dibayar, kalau tutup toko tidak ada pembeli," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya puluhan warga ngamuk dan memadamkan api pada ban yang dibakar oleh massa aksi di bundaran Kota Mejene. (*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Anwar wahab