TRIBUN-SULBAR.COM - Reni Anggraeni, anak dari AJ (45), pelaku yang mengetapel mata guru SMAN 7 Rejang Lebong, Bengkulu membeberkan duduk perkara peristiwa tersebut.
Ia mengklaim sang ayah khilaf setelah mendengar aduan adik Reni, yang lebih dulu ditendang oleh gurunya, Zaharman (58).
Karena tak terima, AJ mendatangi sekolah dengan niat memberi pelajaran pada sang guru.
Baca juga: Zaharman Ikhlas Matanya Buta Sebelah, Orangtua Murid yang Ketapel Guru Menangis Minta Maaf
Melalui unggahan di akun TikTok pribadinya, Reni menyebut adiknya mengalami memar di bagian wajah.
"Maaf beribu maaf saya hanya menjelaskan bahwa penyebab dan pemicu hal itu terjadi karena wajah adik saya yang ditendang duluan oleh oknum guru tersebut. Kalau hanya ditampar adik saya tidak akan mengadu karena sudah pasti dia sering mengalami hal seperti itu, tapi ini wajahnya yang ditendang dan dia yang merasakan sakitnya. Sampai memar dan merah itu karena tendangan itu menggunakan effort, karena jika hanya disentil menggunakan kuku, muka adik saya juga tidak akan memar. yang jelas saat ini, kalian tidak mengerti jika tidak diposisi kami," tulisnya.
Baca juga: Ribut Analogi "Burung" Pj Gubernur, Pemprov Sulbar Sampaikan Permohonan Maaf
Reni juga mengatakan bahwa sang ayah tidak berniat untuk melukai guru hingga mengalami kebutaan.
Ia lantas membeberkan kronologi yang diketahui dari pihak keluarga pelaku.
"Sepertinya sudah saatnya kami speak up tentang kejadian yang sedang viral ini (Guru di Rejang Lebong dianiaya wali murid).
Perkenalkan saya anak kandung dari pelaku dan kakak kandung dari siswa yang sedang masyarakat hina saat ini.
Di sini saya tidak meminta pembelaaan apapun dari masyarakat Indonesia karena saya tahu apa yang ayah saya lakukan adalah hal yang salah dan fatal hingga mengakibatkan oknum guru tersebut mengalami cacat permanent.
Saya mewakili ayah saya mewakili keluarga besar memintaa maaf sebesar-besarnya kepada oknum guru tersebut dan seluuruh guru yang mengajar di SMA N 7 Rejang Lebong dan semua masyarakat Indonesia
Di sini saya hanya meluruskan berita yang sudah sangat simpang siur ini, karena sekarang semua masyarakat sudah sangat sentimen kepada keluarga saya.
Saya akan menceritakan kejadian yang sebenar-benarnya yang diceritakan adik saya dan bisa dibuktikan karena ada saksi kunci, sekali lagi saya tidak meminta pembelaan dari masyarakat saya hanya ingin masyarakat tau berita yang beredar itu banyak sekali yang tidak sesuai dengan fakta.
Jadi ceritanya ketika adik saya datang ke sekolah mereka sudah terlambat dan tidak bisa lagi mengikuti pelajaran dan adik saya bersama teman-temannya kurang lebih 8 orang memutuskan untuk menunggu di kantin sekolah.
Dan saat selesai makan di kantin sekolah adik saya duduk bersama salah satu temannya yang merokok (kebetulan saat itu adik saya sedang tidak merokok) pada saat adik saya dan temannnya masih menunggu dikantin saat itulah salah satu oknum guru tersebut datang dan memarahi mereka lalu menendang teman adik saya yang tepat duduk disebelahnya yang dimana posisi mereka masih duduk saat itu dan ketika adik saya menoleh oknum guru tersebut langsung menendang wajah adik saya.