TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Tim investigasi dari Kementerian Agama (Kemenag) Polewali Mandar (Polman) terus mendalami adanya santri lain jadi korban di Pondok Pesantren Surga Religi Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar.
Tim yang dibentuk Kemenag Polman itu masih terus bekerja dan mengumpulkan informasi.
Hingga Senin (24/7/2023) tim investigasi belum mengantongi identitas santri yang diduga jadi korban.
Sebelumnya pelaku pencabulan Ustas Zulfikar pimpinan Ponpes Surga Religi mengaku kepada polisi ada tujuh korban.
Ketua tim investigasi Kemenag Polman, Mimsyad Rusli mengatakan saat ini timnya masih terus bekerja.
"Kami juga sudah minta bantu kepada pengurus di ponpes untuk mencari tau adanya korban lain," ujar Mimsyad Rusli kepada wartawan.
Ia mengatakan salah satu pengurus ponpes sudah dipanggil untuk cerita mengenai adanya korban lain.
Sampai saat ini tim investigasi masih belum mengantongi nama-nama tersebut dan masih penelusuran.
Mimsyad Rusli mengaku cukup sulit untuk mencari korban lainnya, lantaran tidak ada yang mau melapor.
"Memang ini cukup sulit karena korban tidak mau mengaku, kami kolaborasi dengan kepolisian, terus menelusuri," ungkapnya.
Ia menambahkan jika ditemukan adanya korban lain, akan segera mendapat penanganan.
Lantaran ditakutkan mengalami trauma, seperti yang dialami salah satu korban yang sempat melapor ke polisi.
Sebelumnya diberitakan, Kemenag Polman mempertimbangkan upaya untuk menutup sementara Pondok Pesantren Surga Religi di Kecamatan Tapango.
Penutupan sementara itu ialah salah satu tuntutan dari Serikat Mahasiswa dan Rakyat Polewali Mandar (Semarak Polman).
Mereka aksi unjuk rasa menuntut Kemenag Polman agar menutup sementara Ponpes Surga Religi di Tapango, Senin (24/7/2023).
Penutupan itu lantaran tim investigasi Kemenag Polman menelusuri adanya santri lain menjadi korban.
Serta Semarak Polman menduga adanya palaku lain dan korban lainnya yang masih berkeliaran di ponpes.
Kepala Kemenag Polman, Imran K. Kesa mempertimbangkan penutupan sementara ponpes tersebut.
"Kasihan ratusan santri yang ada di ponpes jika terjadi penutupan sementara, itu kita pertimbangkan baik-baik dulu," ungkap Imran K Kesa saat audiens kepada seluruh massa aksi.
Ia menjelaskan sebagian orang tua santri meminta agar proses pembelajaran tetap berlanjut.
Pemerintah desa setempat dan kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Tapango turut mengawasi pesantren tersebut.
Imran menyebut Kemenag Polman sampai saat ini belum mengambil opsi penutupan pesantren.
"Ada ratusan siswa yang di dalam butuh pedalaman agama, tetap kita beri pengawasan dan pemantauan," lanjutnya.
Sementara itu, jendral lapangan Aliansi Semarak Polman, Adam cukup menyayangkan adanya tuntutan yang tidak terpenuhi.
"Kita hanya menuntut untuk sementara waktu agar di tutup dulu agar kasus ini dapat diusut sampai tuntas," terang Adam.
Ia meminta agar Kemenag Polman selama satu minggu ke depan ada hasil yang diberikan.
Terkait penanganan terhadap adanya santri yang menjadi korban lainnya yang masih dalam pencarian.
Adam juga mengancam akan kembali turun demo jika tindak lanjut dari kasus ini tidak terselesaikan.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli