Adapun hasil analisis mesin terhadap 2,3 juta tweet adalah 2,6 persen cuitan bernada kasar atau cacian.
Kevin Bakhurs selaku salah satu petinggi di Ofcom Grup menilai suporter dan penyedia layanan online dalam hal ini perusahaan sosial media harus segera berbenah agar tidak ada lagi pemain yang menjadi korban cacian.
"Temuan ini menjelaskan sisi gelap dari sepak bola yang indah. Pelecehan online tidak memiliki tempat dalam olahraga atau dalam masyarakat yang lebih luas."
"Perusahaan media sosial tidak perlu menunggu undang-undang baru untuk membuat situs atau aplikasi mereka lebih aman bagi para penggunannya," kata Kevin Bakhurs.
"Suporter juga bisa memainkan peran positif dengan olahraga yang mereka cintai. Ketika musim baru nanti dimulai, kami meminta suporter untuk melaporkan unggahan kasar kapan pun mereka melihatnya," imbuhnya.
(Tribun-Sulbar.com/Al Fandy Kurniawan)