Paskibraka

Cerita Hilton, Dari Paskibraka Daerah hingga Kibarkan Bendera di Hadapan Presiden Prabowo Subianto

Ia terdorong untuk mengikuti seleksi setelah melihat kakak kelasnya berhasil lolos ke Paskibraka Nasional pada tahun 2023. 

Penulis: Andika Firdaus | Editor: Abd Rahman
Andika Firfdaus
BICARA SULBAR - Hilton Pratama Mantong, anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional dari Sulawesi Barat (Sulbar), membagikan pengalamannya di Podcast "Bicara Sulbar", Selasa (28/8/2025). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU- Hilton Pratama Mantong, anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional dari Sulawesi Barat (Sulbar), membagikan pengalamannya di Podcast "Bicara Sulbar" 

Podcast tayang di channel YouTube Tribun-Sulbar.com, mengusung tema "Berbagi Pengalaman Jadi Paskibraka Nasional". Selasa (28/8/2025).

Hilton menceritakan perjalanan panjangnya, yang dimulai dari proses seleksi di tingkat kabupaten. 

Baca juga: Kakanwil Bersama Kadiv P3H Kemenkum Sulbar Pimpin Harmonisasi Ranperda 4 Kabupaten di Sulbar

Baca juga: Emak-emak di Mamasa Jadi Korban Tabrak Lari, Kaki Kiri Patah hingga Luka-luka, Polisi Cek CCTV

Ia terdorong untuk mengikuti seleksi setelah melihat kakak kelasnya berhasil lolos ke Paskibraka Nasional pada tahun 2023. 

Meskipun awalnya merasa minder karena ada 227 peserta lain.

ia tetap berani mencoba setelah orang tuanya memberikan dukungan. 

"Kata orang tua saya, kamu ikut saja, untuk lolos itu tergantung rezeki," ujarnya.

Setelah melalui berbagai tahapan seleksi, Hilton tidak menyangka namanya masuk dalam 20 besar yang akan mengikuti seleksi di tingkat provinsi. 

Namun, ia sempat merasa pesimis karena persaingan dari kabupaten lain sangat ketat. 

"Saya sempat pupus harapan, karena saingannya berat dari kabupaten lain," jelasnya.

Hilton tetap mengikuti semua tahapan seleksi, termasuk tes administrasi dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) serta Tes Intelegensi Umum (TIU). 

Ia bersyukur dapat lolos, meskipun ia tahu peserta dengan nilai di bawah 60 akan langsung gugur.

Saat pengumuman peserta yang lolos seleksi ke pusat.

Hilton terkejut namanya disebut pertama dari enam perwakilan Sulawesi Barat

Pengumuman Pusat yang ditunggu selama satu minggu itu disampaikan secara langsung melalui akun BPIP. 

"Di situ saya bangga sekali," kenangnya.

Sebelum memasuki masa latihan, Hilton belajar tentang kebangsaan dan sejarah Paskibraka selama satu minggu bersama Lemhanas. 

Ia menjelaskan latihan dimulai pada 25 Juli. 

Ada perbedaan signifikan antara latihan di daerah dengan di pusat, terutama dalam hal Gerakan Baris Berbaris (PBB).

"Kalau di sini (daerah), kaki duluan baru tangan naik. Kalau di pusat, kecepatan kaki dan tangan harus naik bersamaan," jelasnya. 

Latihan dimulai setiap pukul 7 pagi, dan jika ada kesalahan, para peserta akan dihukum push up.

Selain latihan fisik, ada juga materi yang diberikan perwakilan dari sekolah kedinasan setiap malam. 

Selama masa karantina, para peserta tidak diperbolehkan memegang ponsel atau berkomunikasi dengan keluarga. 

"Kata pelatih, itu untuk melatih kekompakan dan kefokusan," ungkapnya.

Hilton mengakui sempat menangis di minggu pertama karena tidak bisa menghubungi orang tuanya. 

Namun, pelatih dan pembina terus memberikan dukungan. 

Ia kemudian mengubah pola pikirnya. 

"Saya berpikir lebih bangga lagi ketika mereka melihat saya dengan memakai baju ini. Pasti mereka lebih bangga," ujarnya.

Ia akhirnya memutuskan untuk melupakan rasa rindu pada orang tua dan fokus pada latihan.

Serta saling menghibur bersama teman-temannya.

Hilton mengungkapkan, proses seleksi untuk barisan delapan sangat ketat dan tidak mudah. 

Selama sebulan penuh, seluruh anggota Paskibraka diuji coba di berbagai posisi.

Sebagai pembentang, pengerek, dan penjuru depan.

"Saya coba pertama di dampo 17 tapi suara saya tidak mendukung jadi kata pelatih saya cocok di pengerek bendera,"ujarnya.

Hilton mengatakan, penentuan akhir baru diumumkan tiga jam sebelum upacara pengibaran bendera.

Sehingga menuntut kesiapan total dari setiap anggota.

"Kita tetap harus selalu siap," tegasnya.

Awalnya Hilton tidak bisa mengerek bendera. 

Ia mencoba dan diberi lirik lagu Indonesia Raya serta instruksi tarikan bendera. 

Ia melatihnya selama tiga hari, bahkan saat bangun tidur ia menyanyikan lagu tersebut sambil berlatih menarik. 

Saat menghadapi momen penurunan bendera, Hilton bertekad tidak boleh gagal. 

Berdiri di hadapan Presiden RI, Prabowo Subianto, rasa gugupnya memuncak. 

"Saya teringat kata-kata pelatih deg-degan itu wajar, tapi kamu harus fokus. Itulah yang melawan rasa deg-deganmu," ucapnya.

Setelah bendera turun dan lagu Indonesia Raya selesai, Hilton merasa bangga tugasnya telah tuntas. 

"Meskipun ada kendala sedikit tapi kami tetap bangga,"terangnya.(*)

Laporan wartawan Tribun Sulbar Andika Firdaus 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved