Gara-gara Puntung Rokok Lahan 1,2 Hektare di Binuang Polman Terbakar

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN – Kebakaran lahan terjadi di Dusun Pakkandoang, Desa Kuajang, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat pada Sabtu (23/8/2025).

Kebakaran terjadi sekitar pukul 11.45 Wita.

Kebakaran lahan tersebut pertama kali diketahui masyarakat sekitar, kemudian dilaporkan kepada Kepala Dusun Pakkandoang, Bambang Hermanto. 

Selanjutnya, bersama warga, Kadus bergegas menuju lokasi dengan membawa peralatan seadanya untuk melakukan pemadaman. 

Tidak lama kemudian, Tim Pemadam Kebakaran Kabupaten Polman tiba di lokasi. 

Baca juga: Etape II Sandeq Silumba Perpaduan Budaya, Wisata, dan Gerak Ekonomi Masyarakat

Baca juga: Stunting Sulbar Tertinggi ke-2 se-Indonesia Harsinah Minta PKK Mamuju Aktif Pencegahan di Lapangan

Medan terjal dan sulit dijangkau membuat tiga unit mobil damkar tidak dapat masuk hingga ke titik kebakaran. 

Tim damkar bersama masyarakat akhirnya berjalan kaki sejauh kurang lebih 1 kilometer untuk mencapai lokasi.

Lahan yang terbakar diketahui milik Ali (45), seorang petani warga Dusun Sarampu I, Desa Kuajang. 

Luas lahan yang terbakar sekitar 1,2 hektare dengan isi kebun berupa 20 pohon cengkeh, 20 pohon kakao yang baru ditanam, dan 10 pohon pisang. 

Estimasi kerugian ditaksir mencapai Rp5 juta.

Dari keterangan Kadus Pakkandoang, api diduga berasal dari puntung rokok yang dibuang sembarangan oleh pemilik lahan, saat sedang melakukan aktivitas memotong kayu. 

"Puntung rokok tersebut memicu kobaran api pada tumpukan daun kering di sekitar kebun hingga meluas," ujar Bambang Hermanto, Kepala Dusun Pakkandoang.

Beruntung, api berhasil dipadamkan oleh tim gabungan yang terdiri dari personel Polsek Binuang, Bhabinkamtibmas, petugas damkar, pihak kehutanan, serta warga setempat. Situasi saat ini dinyatakan aman, kondusif, dan terkendali.

Peronel Polsek Binuang mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan tidak melakukan tindakan yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan maupun lahan, khususnya pada musim kemarau. (*)