Berita Polman

Usai Temukan Beras Oplosan, Diskoperindag Polman Kini Ditemukan Beras Tidak Sesuai Isi dan Kemasan

Ia juga mengimbau masyarakat agar lebih cermat saat membeli beras, termasuk memeriksa label kemasan dan menimbang ulang jika perlu.

Editor: Nurhadi Hasbi
Fahrun Ramli/Tribun-Sulbar.com
SIDAK - Petugas saat mendatangi kios beras di Jl Muh Yamin, Kelurahan Polewali l, Kabupaten, Polman, Sulbar, Sabtu (19/7/2025). Menegur para pedagang beras di pasar tradisional lantaran label kemasan tak sesuai ukuran. Dok Fahrun. 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Sejumlah pedagang beras di pasar tradisional Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, ditemukan menjual beras dengan label kemasan tidak sesuai dengan isi sebenarnya, Sabtu (19/7/2025).

Temuan tersebut diungkapkan Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Polman melalui kegiatan pemantauan lapangan yang dilakukan oleh tim perlindungan konsumen.

Dalam pemantauan tersebut, petugas mendapati beras lokal yang dijual dengan label kemasan 10 kilogram (kg), namun saat ditimbang, isinya hanya sekitar 9 kg.

Baca juga: Demi Sekarung Beras, Lansia 82 Tahun di Pasangkayu Bertaruh Tenaga

Selain itu, sejumlah kemasan juga ditemukan tanpa label berat atau keterangan isi.

“Ada kami temukan kemasan yang tidak sesuai timbangan. Seharusnya 10 kg, tapi isinya hanya sekitar 9 kg lebih,” ujar Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Polman, Fatriasmal, kepada wartawan.

Ia menyebutkan, temuan tersebut langsung disampaikan kepada pedagang, sekaligus diberikan teguran agar tidak lagi menjual beras dengan kemasan yang tidak memenuhi standar.

“Untuk sementara kami larang peredaran kemasan itu. Karena tidak punya label dan tidak sesuai takaran,” tegasnya.

Fatriasmal menambahkan, kegiatan pemantauan ini merupakan bagian dari upaya perlindungan konsumen, sekaligus bentuk pengawasan terhadap distribusi bahan pangan di pasar.

Ia juga mengimbau masyarakat agar lebih cermat saat membeli beras, termasuk memeriksa label kemasan dan menimbang ulang jika perlu.

“Kami minta masyarakat untuk lebih teliti, pastikan kemasan beras mencantumkan berat yang jelas dan sesuai,” tambahnya.

Temuan Beras Oplosan di Toko Modern

Kamis (17/7/2025), Disperindagkop Polman juga melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah toko modern untuk menindaklanjuti maraknya kabar soal beras oplosan yang beredar di pasaran.

Dari sidak tersebut, petugas menemukan tiga merek beras yang masuk dalam daftar beras oplosan versi Kementerian Pertanian dan Satgas Pangan Polri.

“Sidak ini sesuai dengan temuan Kementerian Pertanian. Kami temukan tiga merek beras oplosan yang beredar di sini,” ungkap Fatriasmal.

Ketiga merek beras tersebut adalah Raja Platinium, Sanida, dan Vutima.

Berdasarkan pengakuan pedagang, beras-beras tersebut telah habis terjual dalam beberapa pekan terakhir.

“Otomatis sudah dikonsumsi masyarakat, karena dari hasil pemeriksaan tadi, beras itu sudah dijual lebih dari satu pekan,” jelasnya.

Menurut Fatriasmal, beras oplosan ini sangat merugikan masyarakat karena tidak memenuhi standar mutu beras premium.

Bahkan, keberadaannya turut berkontribusi terhadap naiknya harga pasar.

Sebagai langkah antisipatif, pihaknya telah meminta seluruh toko modern untuk menarik merek-merek beras tersebut dari rak penjualan.

“Kami minta agar merek beras oplosan diturunkan dari etalase. Ini penting agar tidak terus beredar di tengah masyarakat,” tegasnya.

Disperindagkop Polman berencana melanjutkan sidak di waktu mendatang untuk memastikan distribusi beras di pasar tetap sesuai standar dan tidak merugikan konsumen.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved