Harga Beras Naik

Beras SPHP Belum Dilepas Bulog Harga Beras di Mamuju Belum Stabil Masih Tembus Hingga Rp405 Ribu

Untuk harga beras di Mamuju masih sama seperti pekan lalu, belum ada kenaikan ataupun penurunan

Penulis: Suandi | Editor: Ilham Mulyawan
Istimewa
ILIUSTRASI BERAS OPLOSAN- Baru-baru ini Satgas Pangan Bareskrim Polri berhasil membongkar praktik jual beli beras oplosan yang banyakk dijual ke masyarakat.Kejadian ini membuat masyarakat merasa dirugikan dan kesehatan terancam akibat ulah pengoplos beras. 


TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dari Bulog ternyata belum disalurkan hingga Minggu (13/7/2025) meski sebelumnya sudah ada pernyataan dari Bulog, bahwa berass SPHP akan segera disalurkan untuk menekan kenaikan Harga beras.

Namun kenyataanya, harga beras di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat masih berada di level tinggi.

Pantauan Tribun-Sulbar.com di Pasar Baru Mamuju, Jalan Abdul Syakur, Kelurahan Karema, menunjukkan belum ada penurunan harga dibandingkan pekan sebelumnya.

Kenaikan harga beras ini disebut telah berlangsung secara bertahap sejak dua bulan terakhir. 

Baca juga: Gubernur SDK Wajibkan Siswa SMA/SMK di Sulbar Baca Minimal 20 Buku Sebagai Syarat Kelulusan

Baca juga: Pria Asal Luwu Utara Nekat Nyebrang ke Kalimantan Pakai Rakit Gabus Sempat Hilang di Laut Mamuju

Seorang pedagang beras di pasar tersebut, Rahmat Sidiq, mengatakan harga beras medium dalam kemasan 5 kilogram kini dijual seharga Rp 80 ribu, sementara beras premium dijual Rp 85 ribu.

Untuk ukuran 10 kilogram, beras medium dibanderol Rp 165 ribu, dan premium Rp 170 ribu. 

Sedangkan untuk karung 25 kilogram, beras medium dijual Rp 385 ribu dan premium mencapai Rp 405 ribu.

"Untuk harganya masih sama seperti pekan lalu, belum ada kenaikan ataupun penurunan," ujar Rahmat saat ditemui Tribun-Sulbar.com di lapaknya, Minggu siang.

Yang menjadi sorotan, menurut Rahmat, adalah belum adanya distribusi beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dari Bulog yang selama ini diandalkan untuk menahan gejolak harga di pasar.

"Belum ada turun beras SPHP. Padahal itu sangat dibutuhkan sekarang untuk bantu turunkan harga beras. Kalau pun ada turun, biasanya tidak merata pembagiannya," ungkap Rahmat.

Ia mengaku, sebelumnya lapaknya merupakan salah satu mitra resmi Bulog yang ikut menyalurkan beras SPHP. 

Namun sejak beberapa waktu terakhir, pendistribusian beras tersebut terhenti tanpa penjelasan yang jelas.

"Iya, dulu saya terdaftar sebagai mitra Bulog. Tapi sekarang tidak tahu, sudah lama tidak ada pendistribusian lagi," ujarnya menambahkan. (*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Suandi

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved