Kasus Perdagangan Orang
3 Warga Sulbar Nyaris Jadi Korban Perdagangan Manusia 2 dari Polman dan 1 Warga Majene
Seluruh CPMI yang digagalkan keberangkatannya kemudian dibawa ke Kantor Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
TRIBUN-SULBAR.COM - Sebanyak tiga warga Sulawesi Barat hampir menjadi korban perdagangan manusia.
Tiga warga Sulbar ini masing-masing Cici Amelia dan Ria asal Polewali mandar dan Hasrah asal Majene.
Ketiga warga Sulawesi Barat ini awalnya tergabung Bersama 27 Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) non-prosedural hendaka berangkat ke Singapura dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.
Tim Help Desk BP3MI Jawa Barat bersama Imigrasi Kelas I TPI Cirebon kemudian menggagalkan keberangkatan 29 CPMI non-prosedural yang akan terbang ke Singapura, sebelum melanjutkan penerbangan ke negara-negara timur tengah yakni Oman, Qatar, Persatuan Emirat Arab (PEA) dan Arab Saudi, pada Sabtu, 5 Juli 2025 lalu.
Seluruh CPMI yang digagalkan keberangkatannya kemudian dibawa ke Kantor Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jawa Barat di Kota Bandung untuk dilakukan pemeriksaan dan pembinaan lebih lanjut.
Baca juga: Baca Ayat Seribu Dinar, Janji Kemudahan dan Pembuka Pintu Rezeki
Baca juga: Siapkan Payung, Prakiraan Cuaca Hari Ini Kamis 10 Juli Pasangkayu Hujan Deras Disertai Kilat
Menindaklanjuti temuan tersebut, pihak BP3MI Jawa Barat segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan menghubungi Badan Penghubung Provinsi Sulawesi Barat di Jakarta.
Menyikapi informasi ini, Kepala Badan Penghubung Sulbar, Hj. Gemilang Sukma Mutiara Maryani, atas arahan Gubernur Sulbar Suhardi Duka, dan Wakil Gubernur Salim S Mengga (SDK-JSM), langsung menugaskan Kasubbid Hubungan Antar Lembaga, Zulkifli, untuk menjemput ketiga warga Sulbar tersebut di Bandung pada Selasa malam, 8 Juli 2025.
"Selanjutnya, pada Rabu pagi, 9 Juli 2025 pukul 05.10 WIB, ketiga CPMI didampingi dan difasilitasi oleh Badan Penghubung Sulbar untuk terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta menuju Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar menggunakan penerbangan Citilink QG212," kata Gemilang Sukma.
Setibanya di Makassar, Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sulbar langsung melakukan penjemputan dan selanjutnya mengantar ketiga warga tersebut hingga ke kampung halaman mereka di Polewali Mandar dan Majene, untuk diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing.
Menurut informasi dari BP3MI, ketiga CPMI ini diduga menjadi korban praktik human trafficking, setelah sebelumnya dijanjikan pekerjaan oleh calo atau sponsor ilegal yang tidak terdaftar dalam sistem resmi pemerintah.
Sponsor tersebut bukan merupakan bagian dari Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang sah.
Pemerintah menegaskan, hingga saat ini masih berlaku moratorium pengiriman pekerja migran ke kawasan Timur Tengah, sehingga upaya-upaya perekrutan melalui jalur tidak resmi sangat rawan terjebak dalam praktik perdagangan manusia.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tidak mudah tergiur dengan tawaran bekerja ke luar negeri dari pihak-pihak yang tidak memiliki legalitas. Masyarakat juga didorong untuk selalu berkonsultasi kepada instansi resmi sebelum memutuskan bekerja sebagai PMI," pungkasnya. (*)
Cerita Ria Warga Polman Nyaris Korban Human Trafficking Niat Kerja di Arab Saudi Iming Gaji Rp5 Juta |
![]() |
---|
CERITA Hasrah Warga Majene Nyaris Jadi Korban Perdagangan Manusia, Ditawari Baby Sitter Gaji Tinggi |
![]() |
---|
3 Warga Sulbar Hampir Jadi Korban Perdagangan Manusia Sempat Disekap 1 Bulan, Handphone Disita |
![]() |
---|
Diiming-imingi Gaji Puluhan Juta, Warga Ulumanda Majene Nyaris Jadi Korban Perdagangan Manusia |
![]() |
---|
175 Kasus Prostitusi Diungkap Polri, Ini Rincian Kasus Prostitusi Online yang Terbongkar di Sulbar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.