Harga Beras Naik

19 Ribu Ton Beras SPHP Numpuk di Gudang, Bulog Polman Tak Mau Salurkan Sebelum Ada Arahan BAPANAS

Terpantau, harga beras di salah satu pedagang beras di kompleks pasar di Polman kini tembus Rp410 ribu untuk kemasan 25 kilogram.

Editor: Ilham Mulyawan
FAHRUN RAMLI
STOK BERAS - Stok beras yang ada di gudang Bulog mencapai 19 ribu ton, stok ini merupakan terbanyak dibandingkan tahun sebelumnya, di gudang Bulog Cabang Polman, Selasa (8/7/2025). Dok Fahrun. 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) hingga kini belum menyalurkan beras Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar, lantaran belum mendapat arahan dari Badan Pangan Nasional (BAPANAS).

Padahal Harga beras di pasaran kini melambung tinggi. 

Terpantau, harga beras di salah satu pedagang beras di kompleks pasar di Polman kini tembus Rp410 ribu untuk kemasan 25 kilogram.

Sebelumnya, harga beras berada di kisaran Rp350 ribu per 25 kilogram.

Baca juga: Bulog Polman Simpan 19 Ribu Ton Beras, Harga di Pasar Melambung dan Cekik Warga

Baca juga: Harga Gas LPG 3 Kg di Polman Stabil, Harga Beras, Tomat, Cabai, hingga Bawang Meroket

Penyebab kenaikan harga beras ini, salah satunya karena stok beras di pasaran semakin menipis.

Sementara itu, harga beras medium saat ini berada di kisaran Rp15 ribu per kg, namun stok beras medium sudah dua pekan kosong.

Kenaikan harga beras ini mulai terjadi sejak akhir bulan Mei lalu, dalam rentang waktu satu bulan terakhir.

Menurut pedagang, sebulan terakhir kenaikan sudah terjadi lima kali, mulai dari harga Rp350 ribu hingga sekarang jadi Rp410 ribu per 25 kg.

Padahal, di Gudang Bulog Polman terdapat 19 ribu ton beras.

Stok ini merupakan terbanyak dibandingkan tahun sebelumnya, penyerapan gabah petani.

"Untuk intervensi pasar kami masih menunggu penugasan dari Bapanas untuk melaksanakan kegiatan SPHP," kata Pimpinan Cabang Perum Bulog Polman, Faris Sudirman kepada wartawan.

Faris menyebutkan telah koordinasi dengan Bupati Polman untuk bersurat ke Bapanas permintaan penyaluran beras.

Agar beras dapat segera disalurkan ke pasar demi menekan kenaikan harga beras.

"Terakhir kami salurkan bulan Maret, sampai sekarang belum ada penugasan selanjutnya," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Polman Andi Chandra Sigit mengatakan stok beras menipis di sejumlah pasar tradisional sudah terjadi sejak sebulan terakhir.

"Kenaikan harga beras ini sudah meresahkan, kita cek di lapangan ternyata kebanyakan beras berada di gudang Bulog, jadi kita sudah minta agar Bulog melepas berasnya ke pasar," kata Andi Chandra kepada wartawan.

Dia menyampaikan selama masa panen pertama di tahun ini, gabah petani diserap oleh Bulog Polman.

Lantaran dia mendapat penugasan dari pemerintah pusat untuk menyerap hasil panen para petani di wilayah Polman.

Hasil panen melimpah itu tersimpan dalam gudang Bulog, tak tersalurkan ke pasar-pasar tradisional.

"Sehingga harga beras mengalami kenaikan, stok di pasar ini adanya bantuan ketahanan pangan selama dua bulan ini," ungkapnya.

Disebutkan bupati Polman telah melaksanakan inspeksi mendadak (Sidag) di gudang Bulog, dan melihat adanya beras tersimpan.

Alasan Bulog Cabang Polman belum menyalurkan beras ke pasar ini kata Andi Chandra lantaran belum adanya perintah dari pusat. (*)

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved