Beras SPHP
4.000 Ton Beras SPHP Masih Tertahan di Gudang, Kepala Bulog Mamuju Sebut Belum Ada Arahan Distribusi
jumlah stok beras SPHP yang tersedia saat ini merupakan akumulasi dari stok lama dan hasil serapan dari petani lokal di wilayah Mamuju.
Penulis: Suandi | Editor: Ilham Mulyawan
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Kepala Bulog Kantor Cabang (KC) Mamuju, Muhammad Wahyuddin Wahyuddin mengaku stok beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Gudang Bulog Mamuju mencapai 4.000 ton.
Namun ia mengakui memang bahwa Perum Bulog Kantor Cabang (KC) Mamuju belum mendistribusikannya ke pasar.
"Sampai saat ini kami belum mendapat arahan untuk melakukan penyaluran beras SPHP," ujar Kepala Bulog KC Mamuju, Muhammad Wahyuddin, Minggu (1/6/2025).
Sehingga menyebabkan stok yang ada masih tertahan di gudang hingga saat ini.
Baca juga: 2 Pria Pengguna Sabu Ditangkap Polisi di Sebuah Penginapan di Majene
Baca juga: KRONOLOGI Penemuan Mayat Pria di Desa Pussui Polman Korban Diduga Tewas Jatuh dari Jurang
Ia menjelaskan jumlah stok beras SPHP yang tersedia saat ini merupakan akumulasi dari stok lama dan hasil serapan dari petani lokal di wilayah Mamuju.
Stok ini masih dalam kondisi aman dan siap disalurkan kapan saja jika sudah mendapat lampu hijau dari pusat.
"Stok di gudang saat ini sekitar 4.000 ton. Itu gabungan dari SPHP yang belum tersalur dan beras hasil serapan petani local.
"Waktu penyaluran beras subsidi tersebut, kami belum dapat memberikan kepastian," ujarnya menambahkan.
Beras SPHP merupakan inisiatif pemerintah untuk menjaga stabilitas harga pangan, terutama beras, di pasaran dengan cara menyalurkan beras bersubsidi melalui jaringan distribusi resmi.
Sementara itu, pedagang beras di Mamuju, Irfan mengungkapkan beras SPHP sudah tidak tersedia dalam waktu yang cukup lama.
Padahal, permintaan terhadap beras tersebut justru meningkat seiring dengan mendekatnya hari raya.
"Iya, SPHP sudah lama tidak kelihatan. Banyak pembeli yang mencarinya, apalagi sekarang masyarakat mulai bersiap menyambut Idul Adha," ujarnya.
Menurut Irfan, ketiadaan beras subsidi ini turut berdampak pada kenaikan harga beras di pasaran.
Ia berharap pemerintah melalui Bulog segera melakukan penyaluran kembali agar harga tetap terkendali dan tidak semakin membebani masyarakat.
Saat ini, harga beras premium mengalami kenaikan signifikan, dengan harga per kilogram mencapai Rp15.200.
Sementara beras medium dijual pada kisaran Rp14.000 per kilogram.
Adapun untuk beras dalam kemasan 25 kilogram, merek premium seperti NM, Putri Duyung, dan Presiden Rice yang sebelumnya dijual seharga Rp355 ribu kini melonjak menjadi Rp375 ribu - Rp385 ribu.
Sedangkan untuk jenis medium seperti Malolo, Madinah, dan Ketupat, dari harga awal Rp320 ribu kini naik menjadi Rp340 ribu Rp345 ribu per karung.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang dan konsumen.
Hal tersebut karena kebutuhan akan bahan pokok, terutama beras, meningkat tajam menjelang hari besar keagamaan.
Pedagang berharap pemerintah dapat segera merespons situasi ini dengan mempercepat distribusi beras SPHP, agar masyarakat tetap dapat membeli beras dengan harga terjangkau.(*)
Manfaat Buah Melon Jika Dikonsumsi Rutin, Jaga Kulit Sehat, Mata Tajam, dan Jantung Kuat |
![]() |
---|
Aksi Solidaritas Ojol Affan Ricuh, Massa Bakar 2 Mobil dan Mesin ATM di Mapolda DIY |
![]() |
---|
Doa dan Duka Mendalam Menag untuk Driver Ojol Affan: Semoga Wafat Sebagai Syuhada |
![]() |
---|
Bacaan Doa Memohon Kesabaran, Keteguhan Hati, dan Pertolongan Allah SWT |
![]() |
---|
Sosok Rusdi Masse, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Gantikan Ahmad Sahroni, Pernah Jadi Buruh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.