Krisis Air di Mateng
UPTD Air Bersih Mateng Akan Tindaki Pelanggan Pakai Mesin Pompa Air, Tetangga Tak Kebagian air
air tersebut belum lancar seperti biasa dikarenakan dugaan banyak pelanggan nakal menggunakan mesin pompa, dengan menyedot air bersih dari water meter
Penulis: Sandi Anugrah | Editor: Ilham Mulyawan
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH - Kepala UPTD Air Bersih Mamuju Tengah, Arsyam M Nur mengatakan pihaknya akan menindak pelanggan yang menggunakan mesin pompa air dari water meter.
Arsyam M Nur menjelaskanusai pihaknya telah beurpaya memperbaiki agar air kembali mengalir.
Meski demikian, air tersebut belum lancar seperti biasa dikarenakan dugaan banyak pelanggan nakal menggunakan mesin pompa, dengan menyedot air bersih dari water meter.
"Air sudah lancar dari pengolahan, tetapi beberapa titik pelanggan masih belum lancar dikarenakan air ini belum mengalir merata," ucap Arsyam kepada Tribun-Sulbar.com, Minggu (25/5/2025).
Baca juga: Oli Ilegal dan Palsu di Gudang Wonomulyo Polman Sudah Tersebar di Bengkel Motor se-Sulbar
Baca juga: BREAKING NEWS: Gudang Oli Ilegal di Wonomulyo Polman Digerebek, Polisi Temukan 1 Kontainer
Menurutnya, salah satu faktor air mengalir tidak rata dikarenakan diduga banyak pengguna (pelanggan nakal) menggunakan mesin pompa disambung langsung ke water meter.
Padahal, itu tidak dibenarkan karena berdampak pada pelanggan lain yang tidak akan mendapatkan pasokan air bersih.
"Ketika seorang menggunakan pompa secara langsung ke water meter secara otomatis tetangga kiri kanan, depan belakang tidak kebagian air," jelasnya.
Kemudian, pipa jaringan distribusi yang seharusnya terisi air akhirnya terisi angin akibat pompa air.
Sehingga, meskipun air sudah lancar di pengolahan tetapi terisi angin (akibat disedot pengguna pompa air) sehingga air melambat ke rumah pelanggan dan terjadi ketidaklancaran.
Arsyam menegaskan, pihaknya sudah menyurat terhadap para pelanggan yang terdeteksi menggunakan pompa.
Surat tersebut berisi peringatan terhadap pelanggan nakal yang menggunakan pompa.
Tetapi,karena keterbasan jumlah karyawan sehingga pihaknya belum melakukan penindakan.
Adapun bentuk penindakan ketika tidak mengindahkan surat peringatan dari PDAM yaitu pencabutan water meter.
"Saat ini tenaga tehnis kami hanya berjumlah 5 orang, sehingga jumlah beban kerja lebih banyak dari tenaga tehnis yang mengakibatkan tertundanya untuk memberi tindakan bagi para pengguna pompa," ucapnya.
"Meski demikian, kami akan tetap jadwalkan (penindakan)," kuncinya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.