Krisis Air di Mateng
Warga Mamuju Tengah Awas Kekeringan! Air di UPTD Pengelolaan Menipis, Hanya 1 Liter per Detik
stok air yang diterima Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tabolang berkurang drastis. Kondisi demikian sangat jauh dari kata normal, 10 liter per detik
Penulis: Samsul Bachri | Editor: Ilham Mulyawan
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH - Ketersediaan air bersih di penyimpanan cadangan air UPTD Air Bersih Mamuju Tengah semakin menipis.
Menyusul berkurangnya stok air baku pada bendungan Padada akibat musim kemarau.
Stok air di bendungan Padada saat ini hanya setinggi 50 sentimeter jauh dari kata normal yakni ketinggian sekitar 4 meter.
Baca juga: Air Permukaan Bendungan Padada Mateng Setinggi 50 Sentimeter, Warga Topoyo & Tobadak Bakal Terdampak
Baca juga: Bendungan Padada Mulai Kering, UPTD Air Bersih Mateng Imbau Warga Mulai Tampung Air
Sehingga stok air yang diterima Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tabolang berkurang drastis.
"Sekarang yang masuk ke reservoir itu hanya sekitar satu hingga dua liter per detik, " kata Kepala UPTD Air Bersih Mamuju Tengah, Muhammad Rudi Yamin saat ditemui di IPA Tabolang, Rabu (25/10/2023) sore.
Kondisi demikian sangat jauh dari kata normal, yakni 10 liter per detik dalam satu IPA.
"Harusnya 10 liter perdetik untuk normalnya, tapi tadi kita liat sendiri, tidak ada genangan di reservoir, " tandasnya.
Bahkan ketinggian permukaan air dalam reservoir dibawah dari pipa induk.
"Jadi, pipa induk ini tidak terisi, hanya pipa kecil itupun hanya setengahnya saja, sehingga mengakibatkan tekanan air berkurang, "imbuhnya.
Rudi menjelaskan, langkah yang telah dilakukan adalah penyaluran manual dengan menggunakan mobil tangki dan dibagikan secara bergilir ke rumah-rumah pelanggan.
"Itu kita lakukan pada September lalu, namun kita hentikan karena sempat normal beberapa hari karena sering hujan, " terangnya.
Sedangkan, kata Rudi pendistribusian secara begilir atau pembagian wilayah sulit dilakukan karena semua pipa terkoneksi.
Rudi menambahkan, saat ini pelanggan UPTD Air Bersih Mamuju Tengah memiliki 1500 hingga 2000 pelanggan.
Itu terbagi di wilayah Kecamatan Topoyo dan Tobadak.
Dalam kesempatatan tersebut, Rudi menyampaikan bahwa faktor atau dampak dari El Nino sehingga mengakibatkan sumber air di bendungan mengalami kekeringan.
"Kami informasikan kepada para pelanggan kami, bahwa saat ini bendungan penampungan air baku kami mengalami kekeringan sehingga penyaluran tidak maksimal, " pungkasnya. (*)
Laporan wartawan Tribun-Sulbar.com Samsul Bahri
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.