Tambang Pasir

Warga Salutambung Kecewa Tak Kunjung Ditemui Bupati Majene AST Saat Protes Soal Tambang Pasir

Hingga saat ini, bupati tak kunjung hadir dan belakangan beredar kabar bahwa AST justru berada di Jakarta.

Penulis: Anwar Wahab | Editor: Munawwarah Ahmad
Putra
PENOLAKAN TAMBANG PASIR - Warga Desa Tubo dan Salatambung, Kecamatan Tubo Sendana, Kabupaten Majene Sulbarsaat melakukan aksi demontrasi di Sungai Tubo Sendana, Jumat (13/5/2025). Seyogyanya hari ini warga bertemu bupati namun warga yang telah menunggu sejak pagi hari, Senin (19/5/2025), mengaku merasa dikecewakan lantaran pertemuan yang sedianya dijadwalkan pukul 10.00 Wita, baru diinformasikan akan diundur ke pukul 16.00 Wita.  

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE – Kekecewaan mendalam dirasakan sejumlah warga Desa Salutambung dan sekitarnya setelah pertemuan yang dijanjikan dengan Bupati Majene Andi Achmad Syukri, atau yang dikenal dengan AST, diundur secara mendadak.

Warga yang telah menunggu sejak pagi hari, Senin (19/5/2025), mengaku merasa dikecewakan lantaran pertemuan yang sedianya dijadwalkan pukul 10.00 Wita, baru diinformasikan akan diundur ke pukul 16.00 Wita. 

Baca juga: Miris ! Wanita Hamil 5 Bulan di Mamuju Dibantu Pacar & Kerabat Gugurkan Kandungan, Ditangkap Polisi

Baca juga: Pesan Wagub Salim S Mengga kepada Lulusan UT Majene: Jadilah Problem Solver!

Namun hingga saat ini, bupati tak kunjung hadir dan belakangan beredar kabar bahwa AST justru berada di Jakarta.

“Kami datang sesuai jadwal yang dijanjikan. Tapi tidak ada kejelasan. Ini seperti dipermainkan,” ujar Aco Nursam, pendamping hukum massa aksi saat dikonfirmasi Tribun Sulbar.com via telepon, Senin (19/5/2025). 

Menurutnya ia sangat merasakan kekecewaan karena merasa di PHP oleh pihak Pemkab Majene.

Perwakilan pengunjuk rasa baru mengetahui jadwal pertemuan diundur di sore hari, setelah sebelumnya menunggu sejak pagi.

“Kami tetap akan menunggu kehadiran Pemkab Majene tepat dipukul 16.00 Wita nanti untuk sampaikan tuntutan kami, yaitu menolak tambang pasir dan mencabut izin PT. Baqba Lembang Tuho,” ujarnya.

Warga sebelumnya menghentikan aksi unjuk rasa sebagai bentuk itikad baik untuk membuka ruang dialog langsung dengan pemerintah daerah.

Mereka berharap dapat menyampaikan tuntutan utama, yakni penolakan terhadap rencana tambang pasir di Sungai Tubo serta pencabutan izin operasi PT. Baqba Lembang Tuho.

Aksi ini melibatkan dua kecamatan yang terdampak langsung oleh rencana pertambangan. 

Kekhawatiran utama warga meliputi potensi kerusakan lingkungan dan dampak sosial jangka panjang..

Hingga berita ini diterbitkan, tim media belum mendapatkan klarifikasi langsung dari Bupati Majene mengenai alasan pasti penundaan kunjungannya ke Desa Salutambung, namun kabar yang didapatkan Bupati Majene telah bertolak ke Jakarta. 

Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved