Tambang Pasir

ADA APA? Bupati Majene Achmad Sukri Tidak Temui Warga Salutambung yang Protes Tambang Pasir

Hingga saat ini, bupati tak kunjung hadir dan belakangan beredar kabar bahwa AST justru berada di Jakarta.

Editor: Munawwarah Ahmad
Makhandy for Tribun Sulbar
DEMO TAMBANG PASIR - Ratusan warga dari Desa Tubo dan Salatambung, Kecamatan Tubo Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, melakukan aksi demonstrasi dengan menutup jalan poros Mamuju-Majene pada Minggu (18/5/2025). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE – Bupati Majene Andi Achmad Syukri tidak menemui warga Desa Salutambung yang datang protes soal tambang pasir. 

Sebelumnya warga Desa Salutambung Majene dijanjikan akan bertemu dengan Bupati Majene Andi Achmad Syukri.

Baca juga: 7 Kendaraan Dinas Pemprov Sulbar Hilang, Ada Pejabat Kuasai 4 Unit dan Siap Ganti Rugi

Baca juga: Apa Itu Tradisi Mamose? Bupati Mamuju Tengah Arsal Dorong Tokoh Adat Masifkan Biar Lestari

Namun sayangnya pertemuan dijadwalkan hari Senin (19/5/2025) tersebut justru diundur secara mendadak.

Warga yang telah menunggu sejak pagi hari, Senin (19/5/2025), mengaku merasa dikecewakan lantaran pertemuan yang sedianya dijadwalkan pukul 10.00 Wita, baru diinformasikan akan diundur ke pukul 16.00 Wita. 

Namun hingga saat ini, bupati tak kunjung hadir dan belakangan beredar kabar bahwa AST justru berada di Jakarta.

“Kami datang sesuai jadwal yang dijanjikan. Tapi tidak ada kejelasan. Ini seperti dipermainkan,” ujar Aco Nursam, pendamping hukum massa aksi saat dikonfirmasi Tribun Sulbar.com via telepon, Senin (19/5/2025). 

Menurutnya ia sangat merasakan kekecewaan karena merasa di PHP oleh pihak Pemkab Majene.

Perwakilan pengunjuk rasa baru mengetahui jadwal pertemuan diundur di sore hari, setelah sebelumnya menunggu sejak pagi.

“Kami tetap akan menunggu kehadiran Pemkab Majene tepat dipukul 16.00 Wita nanti untuk sampaikan tuntutan kami, yaitu menolak tambang pasir dan mencabut izin PT. Baqba Lembang Tuho,” ujarnya.

Warga sebelumnya menghentikan aksi unjuk rasa sebagai bentuk itikad baik untuk membuka ruang dialog langsung dengan pemerintah daerah.

Mereka berharap dapat menyampaikan tuntutan utama, yakni penolakan terhadap rencana tambang pasir di Sungai Tubo serta pencabutan izin operasi PT. Baqba Lembang Tuho.

Aksi ini melibatkan dua kecamatan yang terdampak langsung oleh rencana pertambangan. 

Kekhawatiran utama warga meliputi potensi kerusakan lingkungan dan dampak sosial jangka panjang..

Hingga berita ini diterbitkan, tim media belum mendapatkan klarifikasi langsung dari Bupati Majene mengenai alasan pasti penundaan kunjungannya ke Desa Salutambung, namun kabar yang didapatkan Bupati Majene telah bertolak ke Jakarta. 

Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved