Konflik Tambang

Korban Serangan Usai Tolak Tambang di Karossa Dioperasi, Ayah Jafar Tegaskan Tak Mau Damai

Jafar mengalami luka serius akibat dibacok dengan sebilah parang oleh kerabatnya sendiri, yang diduga pendukung perusahaan tambang. 

Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Suandi
Penganiayaan - Jafar yang dirawat di RS Bhayangkara Mamuju, pada Senin (28/4/2025). Warga Desa Karossa, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, ini menjadi korban penyerangan di BTN Zarindah, Lingkungan Tegar, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, pada Minggu (27/4/2025). Ia dibacok diduga akibat aksi penolakan tambang pasir PT Alam Sumber Rejeki (ASR). Saat ini kondisinya mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Muhammad Jafar, warga Desa Karossa, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, yang menjadi korban penyerangan di BTN Zarindah, Lingkungan Tegar, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Minggu (27/4/2025).

Ia dibacok diduga akibat aksi penolakan tambang pasir PT Alam Sumber Rejeki (ASR).

Baca juga: Konflik Tambang Karossa Merembet ke Mamuju, Seorang Pemuda Jadi Tersangka Penganiayaan

Baca juga: Tambang Pasir di Karossa Picu Konflik, Polres Mateng Minta Warga Tidak Terprovokasi

Saat ini kondisinya mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Jafar mengalami luka serius akibat dibacok dengan sebilah parang oleh kerabatnya sendiri, yang diduga pendukung perusahaan tambang. 

Insiden berdarah ini dipicu oleh perselisihan terkait aktivitas tambang di Karossa, Mamuju Tengah.

Video penyerangan yang beredar pada 27 April 2025 memperlihatkan luka tebas parah di lengan, punggung, dan kepala Jafar, menyebabkan tubuhnya dipenuhi darah.

Saat ini, Jafar masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Mamuju, Jalan Veteran, Simboro. 

Berdasarkan pantauan Tribun-Sulbar.com pada Senin (28/4/2025), korban masih terbaring di ruang perawatan, didampingi keluarga terdekat.

Ayah korban, Abdillah, menyampaikan bahwa kondisi Jafar berangsur membaik setelah menjalani operasi.  

"Alhamdulillah sudah membaik. Tadi sudah dioperasi. Saat ini masih dalam masa pemulihan dan istirahat," ujarnya.

Meski kondisi korban membaik, keluarga berharap proses hukum tetap berjalan. Abdillah menegaskan pihaknya tidak ingin berdamai dengan pelaku.  

"Tentu harapan kami pelaku dihukum seberat-beratnya. Ini sudah termasuk tindakan terencana, karena pelaku datang membawa parang ke rumah anak saya. Kami tidak mau damai," tegasnya.(*)

Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved