Bapperida Sulbar

Kepala Bapperida Sulbar Junda Ungkap 8 Penyebab Angka Prevalensi Stunting Sulbar Naik 5,1 Persen

Junda Maulana mengungkapkan bahwa berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan tahun 2024, prevalensi stunting

Editor: Ilham Mulyawan
Bapperida Sulbar
ANGKA STUNTING SULBAR - Kepala bapperida Sulbar, Junda Maulana memberi pemaparan tentang sebaran Stunting di Sulawesi Barat yang terus naik dari tahun ke tahun.Pemaparan ini diungkapkan Junda dalam Rapat Tindak Lanjut Pelaksanaan Aksi Konvergensi Stunting Tahun 2025 di Ruang Theater Lt.2 Kantor Gubernur Sulawesi Barat pada Kamis (24/4/2025). 

TRIBUN-SULBAR.COM - Kepala Bapperida Sulawesi Barat, Junda aulana menghadiri Rapat Tindak Lanjut Pelaksanaan Aksi Konvergensi Stunting Tahun 2025 di Ruang Theater Lt.2 Kantor Gubernur Sulawesi Barat pada Kamis (24/4/2025).

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari arahan Gubernur Sulbar, Suhardi Duka, yang mengharapkan Pemerintah Daerah mempersiapkan pemetaan rencana kerja dan anggaran atas pelaksanaan aksi konvergensi Stunting Tahun 2025.

Dalam rapat itu, Junda Maulana mengungkapkan bahwa berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan tahun 2024, prevalensi stunting di Sulawesi Barat naik 5,1 persen menjadi 35,4 persen dari tahun sebelumnya.

Kenaikan tersebut yang tertinggi selama 5 tahun terakhir dan menempatkan Sulawesi Barat sebagai provinsi ke-3 dengan prevalensi stunting tertinggi di Indonesia.

Baca juga: Upacara Hari Otda ke-29, Asisten I Pasangkayu Ungkap Pentingnya Sinergitas Pemerintah Pusat & Daerah

Baca juga: Pakai Sabu di Penginapan, Pria Asal Pasangkayu Diciduk Satresnarkoba Polres Majene

Akar permasalahannya ada delapan kata Junda, di antaranya berdasarkan data dari dinas terkait, tahun 2024 di Sulawesi Barat tercatat prevalensi ibu hamil KEK masih di angka 12,83 persen, persentase Ibu Hamil Anemia mencapai 51,32 persen, Jumlah Kematian Ibu sebanyak 40 orang, sementara kematian bayi mencapai 306 kematian.

Kemudian persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) rata-rata 7,8 persen, tertinggi di Kab. Pasangkayu sebesar 10,1 persen dan Bayi diberi Asi Eksklusif hanya sebesar 65,12 persen.

Lalu tingginya jumlah calon pengantin anemia, terbanyak di kab. Polewali Mandar yaitu 983 orang, dan persentase perkawinan anak yang mencapai 11,25 persen.

Selain itu, tercatat data keluarga beresiko stunting 2024 di Sulbar sebanyak 67.621 keluarga atau 30,46 persen dari Jumlah Keluarga Sasaran sebesar 217.004 Keluarga. 

"Kabupaten Mamuju tercatat memiliki persentase keluarga beresiko stunting tertinggi yaitu 36,12 persen," kata Junda.

Junda juga membeberkan strategi penanganan stunting terpadu.

Pertama Penguatan Data melalui Pembentukan Comand Center.

Kedua Penguatan Program / Kegiatan OPD yang menyasar langsung pada sasaran dan dukungan anggaran terhadap stunting.

Ketiga Pengorganisasian Penguatan Peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Sulbar, Kabupaten hingga TPPS Desa dan Pembentukan Tim Penanganan Stunting Terpadu yang menjadi salah satu unit dalam TPPS Provinsi yang berfungsi sebagai konseptor

Keempat Pengembangan 12 Desa Model, terdiri dari 6 Desa dan 6 Kelurahan

Kemudian kelima Monitoring dan Evaluasi berkala. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved