RSUD Sulbar Tolak Pasien

Tarrare Community Kecam Klarifikasi RSUD Sulbar: Tidak Sesuai Realita

Ketua Tarrare Community, Guntur Kade, mengungkapkan kekecewaannya secara terbuka terhadap pelayanan RSUD Sulbar. 

Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Suandi
RSUD SULBAR TOLAK PASIEN - Anggota Tarrare Community yang sedang foto bersama di salah satu kafe di Mamuju, pada 1 April 2025. Mereka mengecam klarifikasi yang disampaikan pihak rumah sakit, yang menurutnya justru menyulut kemarahan keluarga dan masyarakat. Ia menyatakan bahwa klarifikasi tersebut seolah-olah membenarkan tindakan RSUD, padahal realita di lapangan menunjukkan sebaliknya. 

Dalam konferensi Pers, Direktur RSUD Provinsi Sulawesi Barat, dr. Hj. Marintani Erna Dochri menghadirkan seluruh pihak yang berada di pelayanan saat pasien tersebut tiba.

Dokter IGD RSUD Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yang menangani korban dr Riyana mengatakan, bahwa korban tersebut datang sekira pukul 17.08 WITA dengan menggunakan mobil pick up.

"Jadi waktu itu perawat langsung keluar mengecek pasien (Korban) yang datang di IGD, setelah melihat ia langsung kembali masuk memanggil saya untuk melihat pasien, kemudian saya keluar melihat dan ada dua pasien di atas mobil pick up," ujar Riyana saat konferensi pers Kantor RSUD Regional Mamuju, Selasa (22/4/2025).

Riyana mengatakan, bahwa setelah melihat kondisi pasien, ia langsung mengecek Glasgow Coma Scale Skala (GCS) dan kesadarannya masih penuh.

Lebih lanjut Ia menjelaskan, bahwa situasi saat itu ada 31 pasien dan ada 4 perawat serta 1 dokter.

"Pada saat itu juga perawat lain sementara melakukan tindakan ke pasien lain, dan kami juga mengecek GCSnya 15 serta masih dalam kesadaran penuh maka untuk mempercepat proses penanganannya saya menyampaikan kepada rekannya untuk mengarahkan ke rumah sakit terdekat," ujarnya.

Riyana mengatakan, kondisi IGD saat itu mengalami over kapasitas, sehingga ia menyarankan pasien datang agar bisa ke rumah sakit terdekat agar segera mendapatkan pelayanan.

"Sebelum mengarahkan korban, saya meminta maaf kepada korban dan rekannya yang mengantar," ujarnya.

Riyana mengatakan, ia ingin melakukan penindakan penanganan.

"Tapi untuk pelayanan lokasinya harus steril, kami takutkan nanti ada infeksi karena melakukan penanganan dilokasi yang tidak memungkinkan,"ucapnya.

Sementara itu, dr. Hj. Marintani Erna Dochri mengungkapkan sudah melakukan rapat internal dan di RS Regional tersebut Sumber daya Manusia (SDM) tidak relevan dengan jumlah pasien yang ada.

"Dengan 4 perawat dan 1 dokter di IGD serta menangani 31 pasien dengan kondisi hampir berapa persen itu kurang baik,"ujarnya.

Marintani Erna Dochri mengatakan, bahwa pihaknya bukan menolak pasien seperti yang beredar tersebut.

"Jumlah pasien saat itu berjumlah 31 orang, 8 pasien ada duduk di kursi karena bed tidak cukup, ditambah lagi tenaga medis kurang memadai sehingga pihak IGD menyarankan pasien agar ke rumah sakit lain yang terdekat,” kata Erna.(*)

Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved