Mogok Kerja Dokter

Buruknya Fasilitas Layanan hingga Kekurangan Obat, Alasan Dokter RSUD Majene Rencana Mogok Kerja

Atap bocor, kamar mandi rusak, dan beberapa tempat tidur yang tidak digunakan selama bertahun-tahun menjadi sorotan utama.

Penulis: Anwar Wahab | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun Sulbar / Anwar Wahab
RUMAH SAKIT MAJENE - Tampak depan gedung Rumah Sakit atau RSUD Majene yang berada di Jl. Poros Majene-Mamuju, Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat diabadikan, Selasa (25/2/2025). Bupati Majene Achmad Sukri Tammalele kaget dengan utang RSUD Majene. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE – Pelayanan kesehatan di RSUD Majene kembali menjadi sorotan setelah terungkap masalah krusial dihadapi rumah sakit tersebut.

Termasuk utang obat yang telah menumpuk lebih dari Rp 11 miliar.

Situasi ini memicu tindakan tegas dari para tenaga medis.

Termasuk Ketua Komite Medik RSUD Majene, dr Zulfatma, bersama dokter lainnya merencanakan mogok kerja pada hari ini.

Baca juga: Efisiensi Akibat Utang Obat Rp 16 Miliar, Pelayanan dan Fasilitas RSUD Majene Tak Maksimal

Setelah kemarin mengadakan pertemuan rapat dengan direktur dan dokter lainnya. 

Sebagaimana dituangkan dalam surat rapat yang ditanda tangani dr Zulfatma, ia mengungkapkan rasa kecewanya terkait terbatasnya ketersediaan obat di rumah sakit yang seharusnya menjadi andalan masyarakat Majene dan sekitarnya. 

Dalam surat tersebut tertulis bahwa kondisi rumah sakit seolah tidak peduli dengan keterbatasan obat obatan yang tersedia. 

Selain itu dalam surat pernyataan tersebut juga tertulis penghentian pelayanan mulai tanggal 24 Maret, sampai semua obat yang biasa digunakan, di RSUD ready kembali. 

Diketahui sebelumnya, anggota Komisi III DPRD Majene, Suriana Mardin, juga menyoroti masalah besar yang dihadapi RSUD Majene dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP). 

Selain utang obat, rumah sakit tersebut juga menghadapi kondisi bangunan dan fasilitas yang sangat memprihatinkan, dengan beberapa ruangan dan bangsal pasien yang tidak layak pakai.

Atap bocor, kamar mandi rusak, dan beberapa tempat tidur yang tidak digunakan selama bertahun-tahun menjadi sorotan utama.

Plt Direktur RSUD Majene, Dr. Musadri, mengakui bahwa pemeliharaan fasilitas rumah sakit pada tahun 2024 dialihkan untuk pembelian obat.

Hal ini menyebabkan kondisi rumah sakit semakin memburuk. 

"Kami menyadari kondisi ini, dan kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menutupi utang obat serta memperbaiki fasilitas rumah sakit," ungkap dr Musadri dalam rapat tersebut.

DPRD Majene mendesak pihak rumah sakit untuk segera bertindak dan mencari solusi untuk masalah utang obat, agar pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik. 

Mereka juga berencana untuk memfasilitasi pertemuan antara Direktur RSUD Majene dan Bupati guna membahas penyelesaian masalah ini.

Sementara itu, tindakan mogok kerja yang direncanakan oleh para dokter menjadi bentuk protes terakhir terhadap krisis obat yang sedang melanda RSUD Majene.(*)

Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved