Breaking News

RSUD Majene Terlilit Utang

RSUD Majene Terlilit Utang Obat Rp 11 Miliar, DPRD Geram dan Minta Segera Lakukan Ini

Beberapa ruangan dan bangsal pasien disebutkan tidak layak pakai, dengan atap bocor serta kamar mandi yang rusak.

Penulis: Anwar Wahab | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Anwar Wahab
RSUD MAJENE TERLILIT UTANG - Suasana Rapat Dengar Pendapat (RDP), pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene, bersama anggota Komisi III DPRD Majene, di Kantor DPRD Kabupaten Majene, Sulbar, Senin (17/3/2025). Plt. Direktur RSUD Majene, Dr Musadri, mengakui bahwa pemeliharaan fasilitas rumah sakit pada tahun 2024 dialihkan untuk pembelian obat.  

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE – Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene menjadi sorotan setelah terungkapnya sejumlah masalah krusial, termasuk utang obat yang menumpuk hingga lebih dari Rp11 miliar.

Hal ini disampaikan oleh anggota Komisi III DPRD Majene, Suriana Mardin, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama pihak RSUD Majene, Senin (17/3/2205). 

Baca juga: Syarat Bagi Warga Pasangkayu Jika Mau Dampingi Calon Jemaah Haji Lansia

Baca juga: Kapan? 2.602 ASN Mamuju Tengah Akan Terima THR Lebaran

Suriana menyoroti berbagai kendala yang dihadapi RSUD Majene, mulai dari keterbatasan ketersediaan obat, fasilitas yang kurang layak, hingga kondisi bangunan yang memprihatinkan. 

Beberapa ruangan dan bangsal pasien disebutkan tidak layak pakai, dengan atap bocor serta kamar mandi yang rusak.

“Saya melihat beberapa fasilitas dan pelayanan kesehatan, termasuk kamar mandi pasien, masih kurang layak. Ini harus segera dibenahi agar pelayanan kepada masyarakat bisa maksimal,” ujar Suriana saat RDP dengan Direktur RSUD Majene

Tak hanya itu, kondisi utang obat yang mencapai miliaran rupiah juga menjadi perhatian serius.

Menurutnya, jika tidak segera dicicil atau dibayarkan, beban keuangan rumah sakit bisa semakin membengkak dan berdampak pada layanan kesehatan pasien.

"Kondisi ini harus segera dicarikan solusi, terutama terkait utang obat. Kalau utang ini terus menumpuk, bisa berdampak lebih luas terhadap pelayanan rumah sakit, bayangkan utang sampai miliaran, jika tidak dicarikan solusi bahaya," lanjutnya.

Menanggapi hal ini, Plt. Direktur RSUD Majene, Dr Musadri, mengakui bahwa pemeliharaan fasilitas rumah sakit pada tahun 2024 dialihkan untuk pembelian obat. 

Akibatnya, beberapa ruangan terbengkalai, termasuk beberapa WC yang tidak berfungsi dan delapan tempat tidur pelayanan yang selama bertahun-tahun tak pernah digunakan.

"Kami menyadari kondisi ini, dan kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menutupi utang obat serta membenahi beberapa fasilitas di RSUD Majene," Kata Musadri saat menyampaikan pendapat dalam rapat tersebut. 

Namun, ia juga menjelaskan bahwa saat ini RSUD Majene masih dalam situasi efisiensi, sehingga pelayanan hanya dilakukan untuk kasus yang benar-benar mendesak.

Sebagai rumah sakit tipe B yang menjadi andalan masyarakat Majene dan sekitarnya, RSUD Majene diharapkan segera melakukan perbaikan manajemen, fasilitas, dan kebersihan.

DPRD mendesak pihak rumah sakit untuk segera bertindak agar pelayanan tetap berjalan optimal dan kenyamanan pasien tetap terjaga terutama dalam permasalahan obat. 

Dari hal itu anggota pihak DPRD komisi tiga, akan memfasilitasi, Direktur RSUD Majene dengan Bupati untuk menyelesaikan masalah ini. 

Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved