Berita Mamuju

DPRD Mamuju Soroti Kinerja PDAM Tirta Manakarra, Sebut Pelayanan Buruk, Tagihan Melonjak

Febrianto juga mengkritik kurangnya transparansi dan informasi yang diberikan PDAM kepada publik, terutama pasca banjir di Tapodede.

Penulis: Abd Rahman | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun-Sulbar.com/Abd Rahman
RAPAT DENGAR PENDAPAT - Rapat dengar pendapat (RDP) DPRD Mamuju dan PDAM Tirta Manakarra di ruang sidang DPRD Kabupaten Mamuju, gedung DPRD Mamuju,Jl Ahmad Yani,Kelurahan Binanga,Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar),Rabu (5/3/2025). Anggota DPRD kritik kinerja PDAM Tirta Manakarra soal pelayanan distribusi air bersih ke masyarakat. 

TRIBUN-SULBAR.COM,MAMUJU - Anggota DPRD Kabupaten Mamuju Sugianto dan Febrianto Wijaya soroti kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manakarra.

Pelayanan PDAM Tirta Manakarra Mamuju mendapat banyak keluhan dari pelanggan atau masyarakat.

Sorotan itu disampaikan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan PDAM Tirta Manakarra dan DPRD Mamuju di gedung DPRD Mamuju,Jl Ahmad Yani,Kelurahan Binanga,Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Rabu (5/3/2025).

Baca juga: PDAM Tirta Manakarra Masih Butuh Waktu Lama Pulihkan Distribusi Air Bersih ke Rumah Pelanggang

Sugianto mengatakan, ada beberapa permasalahan atau catatan yang membuat distribusi air PDAM Tirta Manakarra selalu macet dan tidak lancar ke masyarakat.

Kata Sugianto, masalah pertama adalah manajemen yang belum maksimal, pengelolaan dinilai belum efektif dan efisien.

Kemudian Sumber Daya Manusia (SDM) terbatas, yaitu kurang tenaga ahli yang kompeten di bidang pengelolaan air bersih.

Lalu masalah selanjutnya, PDAM masih kekurangan prasarana atau peralatan yang tidak memadai atau hanya menggunakan alat seadanya saja.

"Itu saja selalu kunci-kunci Inggris dan linggis yang selalu menjadi prasarana alat yang selalu digunakan memperbaiki kerusakan," Cecar Sugianto kepada Direktur PDAM Tirta Manakarra Jauhariah Andi Safaruddin bersama dengan jajarannya.

Tidak hanya itu, Sugianto juga menyampaikan bahwa masalah pipa-pipa saluran air yang masih banyak bocor di dalam Kota Mamuju.

Selain itu, kendaraan tangki yang sudah usang milik PDAM Tirta Manakarra itu seharusnya sudah diganti karena sudah tidak layak.

"Di daerah lain, masalah air bersih biasanya muncul saat musim kemarau. Tapi di Mamuju, masalah ini terjadi sepanjang tahun. Mau hujan dan kemarau tetap saja susah air," ujarnya.

Senada dengan Sugianto, anggota DPRD lainnya, Febrianto Wijaya, menambahkan, masyarakat sangat kecewa dengan pelayanan PDAM. 

"Air hanya mengalir seminggu dua kali, itu pun hanya menetes. Sementara, tagihan melonjak," ungkapnya.

Febrianto juga mengkritik kurangnya transparansi dan informasi yang diberikan PDAM kepada publik, terutama pasca banjir di Tapodede.

"Jangan hanya mencari keuntungan tanpa memberikan layanan yang baik kepada masyarakat," tegasnya.

Kedua anggota DPRD tersebut mendesak PDAM Tirta Manakarra untuk segera melakukan perbaikan menyeluruh, mulai dari peningkatan manajemen, perbaikan infrastruktur, hingga peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Sementara itu Direktur PDAM Tirta Manakarra Jauhariah Andi Safaruddin mengaku, masalah yang selama ini dihadapi soal distribusi air kerap macet itu karena efek dari bencana besar dihadapi yakni gempa di Palu dan gempa di Mamuju.

Kemudian saat ini, tim teknis PDAM Tirta Manakarra masih terus melakukan perbaikan pipa pasca longsor dan banjir yang terjadi sejak awal Januari 2025 lalu.

"Kami masih melakukan perbaikan pipa di daerah Soddo. Tapi memang kondisi akses kesana yang sulit sehingga membutuhkan waktu," pungkasnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Abd Rahman 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved