Mamuju

Mahasiswa Universitas Wallacea Mamuju Terkatung-katung, Wisuda Tak Jelas hingga Dosen Mogok Ngajar

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Wallecea Mamuju, Ince Hijra A mengatakan, kejadian ini sudah berlangsung cukup lama sejak peralihan

|
Penulis: Andika Firdaus | Editor: Abd Rahman
istemewa
MAHASISWA WALLACEA - Mahasiswa Universitas Wallacea Mamuju di Desa Bambu, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar). Sedang mengadakan rapat pembahasan untuk ke Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX Sultanbatara, Makassar. 

TRIBUN-SULBAR.COM,MAMUJU- Ratusan Mahasiswa Universitas Wallacea (UW) Mamuju di Desa Bambu, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), menunggu kepastian kapan mereka akan diwisuda.

Ketidak pastian ini menimbulkan keresahan di kalangan mahasiswa yang ingin menyelesaikan studinya.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Wallecea Mamuju, Ince Hijra A mengatakan, kejadian ini sudah berlangsung cukup lama sejak peralihan ke Universitas.

"Kami sudah coba mengambil beberapa langkah untuk menyelesaikan permasalahan ini" ucap Ince saat dihubungi Tribun-Sulbar.com Selasa (11/2/2025).

Selain penundaan wisuda, proses perkuliahan di kampus juga dinilai tidak optimal karena beberapa dosen telah mengundurkan diri.

Seorang mahasiswa UW, Ilham Mahdi, mengungkapkan bahwa kegiatan perkuliahan di kampus tidak berjalan maksimal selama setahun terakhir. 

"Saya kadang tidak masuk kuliah, rasanya seperti tidak ada lingkungan akademik,"ucap Ilham

Mahasiswa Keperawatan semester lima ini mengatakan, para mahasiswa telah beberapa kali mencoba melakukan audiens dengan pimpinan kampus, namun tidak mendapatkan tanggapan.

Oleh karena itu, mereka berencana untuk mengadu ke Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX Sultanbatara, Makassar.

"Para mahasiswa bahkan patungan Rp10 ribu untuk pergi ke LLDikti, menyampaikan kondisi kampus saat ini," ungkapnya.

Ilham berharap, masalah ini dapat segera ditangani agar perkuliahan dapat kembali berjalan normal.

"Ini bukan masalah sepele, sudah banyak biaya yang sudah di keluarkan, kasihan kami yang ingin kuliah," pungkasnya.

Sementara itu, salah satu dosen keperawatan UW, inisial K mengakui, adanya polemik yang terjadi di kampus. 

Bahkan, K sendiri mengungkapkan bahwa dia bersama empat dosen lainnya terpaksa keluar dari kampus karena kebijakan Organisasi dan Tata Kerja (OTK) oleh Rektor dinilai tidak jelas.

"Saya masih mengajar di sana (UW), hanya statusnya bukan dosen tetap lagi, tersisa, tinggal satu dosen dan dua staf tetap," ungkapnya.

Dia mendukung langkah mahasiswa yang ingin melaporkan pihak kampus ke LLDikti. 

Upaya mahasiswa ke LLDikti itu sudah tepat, karena jika bertemu pimpinan, langkah yang diberikan tidak ada solusi. (*)


Laporan Wartawan Tribun Sulbar Andika Firdaus 

 

 

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved