Harga Beras

Harga Beras Merangkak Naik di Pasar Sentral Majene, Ini Pemicunya Kata Pedagang

Para pedagang berharap ada solusi dari pemerintah untuk menstabilkan harga, seperti operasi pasar atau subsidi bagi petani dan distributor. 

Penulis: Anwar Wahab | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun-Sulbar / Anwar Wahab
Harga beras naik - Tumpukan beras yang dijual oleh hendrik pedagang di Pasar Sentral Majene, Jl. Lanto Daeng, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulbar, Kamis (6/2/2025). Harga gabah naik, harga beras ikut merangkak naik dirasakan pedangang satu pekan terkahir. Harga beras merek Nur Madinah ukuran 25 kg per karung naik dari Rp 335 ribu menjadi Rp 340 ribu. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE  – Pedagang beras di Pasar Sentral Majene, mengeluhkan kenaikan harga gabah yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Menurutnya hampir semua merek beras mengalami kenaikan rata-rata sebesar Rp 5 rib per karung.

Hal ini disebabkan kenaikan harga gabah membuat daya beli masyarakat menurun dan penjualan ikut terdampak.

Baca juga: Harga Gabah di Mamuju Resmi Rp 6.500 Per Kg, DTPHP Minta Bulog Siapkan Gudang Tambahan

Baca juga: Bulog Mamuju Akan Beli Gabah Petani di Harga Rp 6.500 Per Kg

Salah satu pedagang beras di pasar sentral Majene Hendrik, menyebutkan bahwa hampir semua merek beras yang dijualnya mengalami kenaikan harga.

Sebagai contoh, harga beras merek Nur Madinah ukuran 25 kg per karung naik dari Rp 335 ribu menjadi Rp 340 ribu.

“Kenaikan ini terjadi karena harga gabah naik. Jadi, semua merek beras seperti Malolo, Rajawali, dan Nenas ikut terdampak,” kata Hendrik saat ditemui Tribun Sulbar.com di lokasi. 

Menurutnya, kenaikan harga ini dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya mereka yang bergantung pada beras sebagai kebutuhan pokok

“Biasanya pelanggan beli 2-3 karung sekaligus, sekarang mereka lebih memilih beli sedikit atau mencari harga yang lebih murah,” lanjutnya. 

Lebih lanjut ia mengatakan, kenaikan harga beras ini dipengaruhi oleh melonjaknya harga gabah di tingkat pabrik, yang saat ini mencapai Rp 6.500 per kilogram di luar pabrik dan Rp 6.600 per kilogram di dalam pabrik. 

Selain itu, biaya distribusi yang meningkat dan cuaca yang tidak menentu juga berkontribusi terhadap naiknya harga beras di pasaran.

Para pedagang berharap ada solusi dari pemerintah untuk menstabilkan harga, seperti operasi pasar atau subsidi bagi petani dan distributor. 

"Jika harga terus naik, bukan hanya pedagang yang merugi, tetapi juga masyarakat yang semakin terbebani dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka, " Tutupnya. 

Laporan wartawan tribun Sulbar.com Anwar Wahab

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved