Wawancara Khusus

Wawancara Khusus Febrianto Wijaya: STY Dipecat Langkah Berani PSSI 4 Laga Jadi Pembuktian Patrick

Febrianto Wijaya mengatakan laga lawan australia, bahrain, Jepang dan China menjadia pembuktian kualitas Patrick Kluivert

Penulis: Andika Firdaus | Editor: Ilham Mulyawan
Tangkapan layar
Febrianto Wijaya berkomentar soal pemecatan STY dan ditunjuknya Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas 

Tapi dari awal proses pembinaannya sudah mulai berjalan sesungguhnya. Makanya saya sebut tadi dan sedih juga. Saya juga bertanya-tanya kenapa tidak dihabiskan dua pertandingan biar kita bisa evaluasi, bahwa memang gagal kalau kita mau ukur secara prestasi.

Tapi berani juga patrick Kluivert ini, kalau dia menukangi tim nasional langsung mengambil langkah ini dengan dorongan publik. Oleh karena itu muda-mudahan sukses.

Nah kalau mengenai kultur eropa dengan asia tentu itu sangat berbeda apalagi Korea Selatan, kedisiplinannya begitu sangat tinggi sedangkan di negara benua eropa selalu mengedepankan kamu yang mengatur diri kamu, sedangkan di asia pelatih yang mengatur anak-anaknya. Rata-rata seperti itu mungkin itu terjadi karena tidak harmonisnya diruang ganti.

Host: Apakah mungkin di ruang ganti pemain diaspora ini saya cuma berasumsi saja bahwasanya mereka mungkin merasa hebat bermain di club besar secara kultur juga mungkin merasa sepak bola eropa ini baiklah ketimbang asia?

Febrianto: Mungkin boleh karena itu tadi kalau kita sepak bola asia pelatih lebih mengintervensi sampai disiplin tapi di eropakan tidak, kamu yang atur kedisiplinanmu kamu mau bagus ya kamu harus kerja.

Host: Patrick Kluivert menuai banyak pro kontra, terutama soal menganggur terakhir membela tim Adana Demirspor  di liga turki pada Desember 2023, artinya ada jeda kurang lebih satu tahun ini dia tidak melatih di klub diberhentikan kontraknya sebelum masa selesai dengan prestasi hanya menang 8 laga dari 20 laga.

Kira-kira ini akan berpengaruh tidak, ini hanya melatih di level club sementara ini akan melatih timnas targetnya adalah lolos piala dunia?

Febrianto: Jadi lembaran lamanya STY ditutup dulu, jadi kita akan memulai lembaran baru.

Patrick Kluivert legenda besar tidak fair juga ketika kita langsung menilai bahwa dia gagal atau tidak baik.

Karena belum tentu dia gagal di klub atau negara lain, tinggal bagaimana nanti caranya dia bekarja apalagi tim nasional berbeda dengan klub.

Susah itu melatih tim nasional karena di setiap minggu tidak bertemu dengan pemainnya. 

Berbeda dengan pelatih klub tiap hari dan tiap minggu bertemu dengan pemainnya, bangun chemistry yang baik, menyatukan frekuensi, menyatukan visi dengan baik.

Kalau pelatih timnas pemain-pemainya klub yang tidak saling kenal akan mereka bangun, mungkin pertemuan hanya satu dua minggu untuk menyatukan chemistry dan menyatukan tak tik.

Makanya saya katakan tantangan menjadi pelatih tim nasional ini sangat berat, karena sesungguhnya dia tidak punya pemain, yang punya pemain itu klub dia hanya memanggil atas nama negara.

Jadi kalau mau Patrick Kluivert buat saya, para fans sepak bola yang ada di Indonesia biarkan dia bekerja dulu, kita akan nilai. saya yakin dan percaya netizen Indonesia sudah cerdas-cerdas, terkadang kita kalah kita dipuji karena permainan yang menawan terkadang kita menang kita dicaci mainnya jelek.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved