Likuifaksi Saloadak

Tanah di Saloadak Mamuju Tengah Likuifaksi Bukan karena Gempa Tapi Disebabkan Tekanan Excavator

Ia menduga terdapat jalur air tanah yang cukup dangkal di sekitar lokasi tersebut, yang turut mempengaruhi terjadinya peristiwa ini.

Editor: Ilham Mulyawan
Pemprov Sulbar
Ketua DPRD Sulbar dan Kadis PUPR Rachmad meninjau langsung lokasi tanah bergerak di mateng 

TRIBUN-SULBAR.COM - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar telah memastikan tanah bergerak di Dusun Rawa Makmur, Desa Saloadak, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah disebabkan likuifaksi

Kepala Bidang Observasi BMKG Wilayah IV Makassar, Jamroni mengatakan penyebab utama dikarenakan getaran ditimbulkan oleh alat berat excavator yang beroperasi di lokasi tersebut.

"Pergerakan tanah yang terjadi akibat tanah jenuh yang kehilangan kekuatannya," 

"Getaran ini diduga mengakibatkan lapisan tanah yang jenuh air berubah menjadi cairan sehingga tidak mampu menopang beban di atasnya. Sepertinya ada getaran dari alat berat, yang menyebabkan tanah di area tersebut, yang mungkin terdapat lapisan air di bawahnya, mengalami proses pencairan. Ini membuat tanah tidak stabil untuk menopang beban," jelas Jamroni.

Jamroni juga menyebutkan kemungkinan adanya lapisan tanah pasir yang jenuh air di bawah permukaan lokasi tersebut.

Namun, ia menegaskan bahwa fenomena likuifaksi ini bukan disebabkan oleh gempa bumi, melainkan akibat aktivitas alat berat.

"Dari pengamatan video, memang terlihat adanya pergerakan tanah yang diiringi keluarnya air dari lapisan bawah. Ini adalah karakteristik likuifaksi yang disebabkan oleh alat berat, bukan gempa," tegas Jamroni.

Ia menduga terdapat jalur air tanah yang cukup dangkal di sekitar lokasi tersebut, yang turut mempengaruhi terjadinya peristiwa ini.

Baca juga: Debat Publik Pertama Calon Bupati dan Wakil Bupati Mamasa, Tiga Paslon Adu Gagasan dan Visi Misi

Baca juga: Lokasi Pasar Murah di Taman Karema Mamuju Sepi Pengunjung

Pusdatin BPBD Mateng, Ukky kepada Tribun-Sulbar.com saat dikonfirmasi, Minggu (3/11/2024) mengatakan, insiden terjadi saat dalam proses pengerjaan peningkatan jalan oleh sebuah perusahaan di desa Saloadak.

Insiden terjadi di bagian selatan Desa Saloadak dan mengakibatkan sebuah alat berat Excavator, mengalami kerusakan parah setelah tenggelam di jalan yang mengalami pergerakan.

Beruntung, operator excavator berhasil selamat dari musibah tersebut.

Menurutnya, lokasi tersebut adalah lahan gambut yang rentan terhadap penurunan muka tanah.

Serta, ketika musim hujan tiba, daerah tersebut memang sering tergenang air.

Ditambah, beban serta getaran alat berat yang bekerja di area tersebut diduga menjadi salah satu pemicu dimana material padat (solid), dalam hal ini berupa endapan sedimen atau tanah sedimen, menjadi seperti cairan (liquid).

"Dari laporan awal, panjang jalan terdampak mencapai sekitar kurang lebih 100 meter dengan lebar badan jalan kurang lebih sekitar 5 meter," jelas Ukky.

Saat ini, jalan tersebut dipastikan tidak bisa dilalui kendaraan karena kondisi amblas cukup parah.

Berdasarkan informasi dihimpun, atas insiden tersebut, tidak ada korban jiwa. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved