sampah Polman

Warga Seppong Polman Buat Posko Ronda Tolak Rencana Penimbunan Sampah

Posko itu dipasangi spanduk bertuliskan masyarakat Seppong menolak keras kampung kami dijadikan penimbunan sampah.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Fahrun Ramli
Warga berjaga di posko sembari memasang spanduk menolak keras penimbunan sampah di Dusun Seppong, Desa Pasiang, Kecamatan Matakali, Polman, Rabu (30/10/2024). 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Warga Dusun Seppong, Desa Pasiang, Kecamatan Matakali Kabupaten Polewali Mandar (Polman) tolak rencana penimbunan sampah yang rencananya akan dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) di wilayah mereka, Rabu (30/10/2024).

Mereka membuat posko penjagaan untuk menolak masuknya armada pengangkut sampah milik DLHK Polman.

Baca juga: 2 Pria Pejalan Kaki Makassar-Palu Tiba di Pasangkayu Setelah 65 Hari Perjalanan

Baca juga: Spesifikasi HP OPPO Reno11 Pro 5G, Lebih Murah dari iPhone 13

Posko itu dipasangi spanduk bertuliskan masyarakat Seppong menolak keras kampung kami dijadikan penimbunan sampah.

Sebagian warga menunggu di posko ini, khawatir mobil armada sampah tiba-tiba melintas.

Salah satu warga bernama Maslianto menyebut rencana penimbunan sampah ini berada di bekas galian pembuatan batu bata.

Maslianto mengatakan warga khawatir dampak buruk dari adanya penimbunan sampah.

Salah satunya pencemaran lingkungan, khawatir sumber air warga tercemar jika terjadi penimbunan sampah.

"Khawatir memberikan dampak buruk bagi masyarakat apalagi kita banyak menggunakan sumur resapan ataupun sumur bor," terang Maslianto kepada wartawan.

Dia mengatakan warga sepakat menolak keras sampah dibawah ke kampung ini untuk ditimbun.

Jika hal itu terjadi kata Maslianto, warga akan melakukan aksi demo dan menutup akses jalan.

Rencananya DLHK Polman akan memanfaatkan bekas galian pembuatan batu bata warga sebagai tempat menimbun sampah.

Sementara itu, Kepala DLHK Polman Jumadil menyebut rencana penimbunan sampah di Desa Pasiang karena permintaan pemilik lahan.

Disebutkan pemilik lahan khawatir jangan sampai lubang bekas galian menelan korban jiwa dan ternak warga. 

"Sudah beberapa kejadian ada ternak warga yang jatuh, kemudian setelah di timbun maka lahan diatasnya bisa ditempati menanam palawija atau beternak, Itu yang menjadi alasan warga meminta lahannya ditimbun," kata Jumadil.

Ia menegaskan, rencana tersebut atas kesepakatan dengan pemilik lahan tetapi karena ada penolakan akhirnya tidak dilaksanakan.

Pihaknya memutuskan untuk tidak melayani permintaan warga yang mau menimbun lokasi bekas galian batu batanya.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved